Inilah AnakKu Yang Kupilih Dengarkanlah Dia

Saudari-saudara yang dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus, kembali kita berjumpa dalam renungan Warta Teresa untuk mencari kehendak Tuhan untuk kita lakukan dalam hidup kita. Dalam sabda-Nya, kemuliaan Yesus
telah disaksikan oleh murid-murid yang dikasihi-Nya yaitu Petrus, Yohanes, dan Yakobus. Penampakan kemuliaan Yesus yang kita kenal juga dengan peristiwa transfigurasi. Selain memperoleh pengalaman penampakan kemuliaan Yesus, para murid juga mendengar tentang pemakluman dari Bapa di surga untuk Putra Tunggal-Nya “Inilah Anak-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia.” Kenapa Bapa di Surga meminta kepada para murid untuk mendengarkan Sabda-Nya, bukan meminta mereka untuk menyembah Yesus?

Karena Bapa di Surga mengerti bahwa para murid-Nya belum memahami kata-kata atau sabda Yesus. Buktinya, sebelum peristiwa transfigurasi ini terjadi, Petrus yang pada awalnya mengatakan bahwa Yesus adalah Mesias yang dinantikan, namun beberapa saat kemudian, setelah Yesus mengatakan bahwa Ia akan menderita sengsara, wafat, dan bangkit, Petrus kemudian menegur Yesus, supaya tidak menerima yang menjadi kehendak Bapa di Surga. Dengan demikian, kita tahu, bahwa Allah Bapa memang menginginkan supaya kita mampu mendengar tentang pengajaran pengajaran dari Yesus. Setelah memahami ajaran Yesus, baru kita bisa mengikuti Yesus dengan sepenuh hati.

Sebagai murid-murid Yesus, kita juga dapat ikut serta mengalami kemuliaan bersama-Nya. Namun tentu saja ada syarat yang harus dipenuhi, yakni bersedia mendengarkan sabda-Nya dan setia menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari.

Setiap kali kita mengalami perjumpaan dengan Yesus dalam doa-doa kita, kita akan merasa damai, merasa tenang, dan penuh dengan sukacita. Akan tetapi, hal itu tidaklah cukup kita lakukan dengan duduk diam dan menikmati rasa tenang, damai, dan sukacita itu. Kita diharapkan untuk  “turun gunung” supaya bisa menghayati dan menghidupi sabda-Nya. Dengan segala kasih, dan penyertaan-Nya itu, hendaknya kita juga bertekun dalam mempertahankan nilai-nilai kebenaran yang diajarkan oleh Yesus, supaya kita bisa kuat dan tabah dalam segala peristiwa penderitaan dan pergumulan hidup kita. Allah mengatakan kepada Yesus: Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkan lah Dia. Kalau kita membayangkan bila Allah mengatakan itu kepada kita, kita akan sangat bergembira. Coba saja bayangkan misalnya “Kamu kupilih menjadi anak-Ku”.

Disitu menunjukkan bahwa Allah sangat mengasihi anak-Nya. Ia tahu siapa yang Ia pilih dan Ia menghendaki supaya yang Ia pilih menjadi berkat bagi sesama. Ketika Allah memilih, Ia tak mungkin salah pilih. Pilihan-Nya selalu tepat. Maka kita bisa membayangkan dalam doa, dalam aktifitas kita bahwa Allah selalu berkata demikian kepada kita “Inilah Anak-Ku yang Kupilih“. Ketika kita menjadi seorang pilihan, pasti ada sesuatu yang berharga dalam diri kita sehingga kita dipilih menjadi berkat, menjadi perpanjangan tangan-Nya.

Nah, kita yang sekarang hidup di zaman yang maju masih tetap bisa menjadi orang pilihan Allah. Caranya sederhana yaitu dengan tidak menjadi orang yang sombong, tidak pelit, suka berbagi, mau membantu orang tua, mengerjakan tugas dengan baik, tidak suka mencontek. Kalau kita merasa sebagai anak Allah yang terpilih, hal itu akan menjadi sesuatu yang selalu kita perjuangkan. Terlebih bagi kita yang masih dalam masa pertumbuhan baik secara badan maupun iman.

Jadi pesan dari Injil hari ini terletak pada kalimat “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia!” Kita tahu bahwa Yesus selalu didengarkan oleh para murid dan pengikut-Nya. Yesus memiliki pengaruh positif bagi orang
sekitar walau ada saja orang yang tak suka degan Yesus karena merasa kalah pamor. Disini, sama seperti Yesus bahwa kita harus menjadi seperti Yesus, dikehendaki oleh Allah. Semoga kita semakin menyadari bahwa kita ada lah anak terpilih, bahwa kita dapat selalu menjadi berkat bagi sesama. Semoga, dengan kesetiaan kita dalam
mengikuti Yesus pada jalan salib-Nya, semakin membuat kita layak untuk memasuki kerajaan-Nya dan  mengalami kemuliaan abadi kelak.

Sr. LOREN SFMA


Post Terkait

Comments