Keadilan sosial adalah suatu kondisi hidup sosial untuk mengangkat orang lain sehinga orang memperoleh martabat kemanusiaan dan apa yang menjadi haknya. Santa Teresa dari Kalkuta adalah patron cara hidup untuk tidak takut bertindak membantu orang lain. Orang miskin dan terlantar layak mendapatkan martabatnya sebagai manusia dan memperoleh kasih sayang. Ketika dunia tidak peduli, Santa Teresa dari Kalkuta melalui hidup dan karya pelayanannya mengingatkan kita umat beriman bahwa Allah selalu peduli kepada manusia (Bdk. Rev. Nicole M. Garcia, 2020). Hidup Santa Teresa dari Kalkuta menjadi teladan cara hidup mengikuti sebagaimana telah dilakukan oleh Tuhan Yesus, yaitu panggilan cara hidup untuk melaksanakan belas kasih. Karya kasih adalah karya perdamaian, di mana ada kasih di situ Tuhan hadir (Bdk. Lucinda Vardey, 1995: 167). Teladan tersebut dilaksanakan dalam hidup yang berpusat pada Yesus dan hidup yang berpusat pada kasih. Santa Teresa dari Kalkuta melihat kehadiran Yesus pada setiap orang yang dijumpai dan memberi jawaban penuh kasih, bakti dan ketaatan pada setiap keadaan yang menuntut tanggapan. Melalui cara hidup seperti itu orang terlantar, ditolak dan terlupakan diangkat dan martabatnya ditinggikan.
Dalam masa adven, kita umat Katolik mempersiapkan diri untuk menyambut kepedulian Allah kepada manusia dalam peristiwa kelahiran Yesus. Allah yang peduli memulai inisiatif menjumpai manusia dengan mengutus PutraNya lahir ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia. Dalam perspektif spiritualitas Santa Teresa dari Kalkuta, keadilan sosial Katolik adalah ajaran gerakan menjumpai orang-orang miskin terlantar terlupakan di tempat di mana mereka berada dan melakukan apa yang bisa dilakukan untuk mengangkat kehidupan mereka sehingga orang miskin dan terlantar mengalami surga kecil di bumi. Berbagi memberi donasi berupa uang, selimut, makanan, dan lain-lain adalah persoalan wujud kepedulian untuk mengangkat martabat kemanusiaan. Melalui perayaan Natal yang kita persiapkan selama masa adven, kita semua dipanggil untuk menjadi saudara, peduli, siap membantu dan mengangkat orangorang yang menderita, tuna wisma, miskin dan terlupakan untuk semakin dekat dengan Tuhan.
Dalam buku A Call to Mercy: Hearts to Love, Hands to Serve pada tahun 2016 (editor: Brian Kolodiejckuk), Santa Teresa dari Kalkuta mengutarakan beberapa tema gagasan permenungan, yang dapat kita jadikan persiapan menyambut kelahiran Tuhan. Tema tersebut adalah (1) perlunya kita mengunjungi orang sakit dan dipenjara, (2) Pentingnya menghormati orang yang sudah meninggal dan memberi informasi mereka yang tidak tahu, (3) Perlunya mau mengampuni dan menanggung beban-beban hidup dengan sabar, (4) mengerti tujuan memberi makan orang miskin dan berdoa untuk semua orang, (5) Mulianya membangun peradaban kasih melalui pelayanan pribadi kepada orang lain.
Spiritualitas kepedulian dan keadilah sosial hadir dalam bentuk gerakan-gerakan iman aksi pelayanan kasih bagi mereka yang terlantar dan terlupakan. Iman kemudian menjadi lebih hidup karena menjadi tanggapan peneguhan iman dan solusi sosial atas aneka macam realita dinamika kehidupan yang dihadapi. Pelayanan pribadi atau bersama untuk orang lain semakin termotivasi melalui teladan kedalaman doa Santa Teresa dari Kalkuta dan kehidupan umat beriman yang berpusat pada Yesus dan kasihNya. Terus bergerak menjumpai mereka yang miskin, difable, terlantar dan melakukan apa yang bisa dilakukan dalam pelayanan merupakan keterlibatan umat beriman dalam pembangunan peradaban kasih sebagaimana diteladankan oleh Santa Teresa dari Kalkuta dalam kehidupan. Penuh suka cita dan pengharapan, umat beriman bersiap diri menyonsong kepedulian Allah, kedatangan Yesus Sang Terang-Juru Selamat kehidupan.
Penulis : Andreas Yumarma - Tim Kontributor Kolom Katakese
Gambar : Dokumentasi pribadi Warta Teresa
Referensi:
Brian Kolodiejckuk, M.C, (editor), 2016, A Call to Mercy: Hearts to Love, Hands to Serve, New York: Image
Lucinda Vardey, 1995, Mother Teresa. Winner of the Noble Peace Prize: A Simple Path, London: Rider
Nicole M.Garcia, Rev., 2020, Carrying the Message of Love, Mercy, and Grace to Each and Every Child of God: A Reflection on the ELCA Social Statement, ‘Faith, Sexism, and Justice: A Call to Action’ dalam: Currents in Theology and Mission 47:2 (April 2020).