Rekoleksi Keluarga Lingkungan Fransiskus Xaverius - Finding Joy in Simple Moments

Sabtu pagi, 7 September 2024 lalu, Keluarga besar Lingkungan Fransiskus Xaverius memulai kegiatan rekoleksi keluarga dengan penuh semangat di Wisma Tugu Wacana SVD di Puncak, Bogor. Dengan tema “Finding Joy in Simple Moments” acara rekoleksi keluarga ini dirancang untuk mendalami makna kebersamaan dan kesederhanaan, serta mempererat ikatan antar anggota keluarga. Meskipun matahari belum sepenuhnya terbit, wajah-wajah peserta rekoleksi begitu memancarkan antusiasme dan harapan.

Acara pertama dimulai dengan jalan salib, diadakan di sekitar area wisma yang asri. Setiap peserta mengikuti prosesi ini dengan penuh kekhusyukan, berdoa dan merenung sambil melewati setiap stasi. Sesudahnya, kami menuju Gua Maria, sebuah tempat yang damai dan menenangkan, untuk berdoa dan meditasi pribadi.

Makan siang menyusul, dengan hidangan sederhana namun lezat yang disajikan di ruang makan wisma. Setelah makan siang, kegiatan berlanjut dengan sesi khusus yang dipandu oleh Romo Kornelius Maro, SVD. Romo Maro menyampaikan materi yang penting mengenai “virus-virus” dalam keluarga — masalah dan tantangan yang sering dihadapi dalam hubungan keluarga.

Romo Maro memulai sesi dengan membahas berbagai masalah perpisahan dalam keluarga, seperti ketidakselarasan komunikasi meski tinggal dalam satu rumah, serta perpisahan fisik dan emosional. Ia menjelaskan bahwa permasalahan ini sering kali timbul dari adanya perbedaan, intervensi dari keluarga besar, anak, ekonomi dan pekerjaan, dan berbagai faktor lain yang dapat mengganggu keharmonisan keluarga.

Dalam sesi tersebut, Romo Maro menggali lebih dalam dengan menggunakan referensi dari surat-surat Paulus kepada jemaatnya. Dari Efesus 5:23-24, ia menjelaskan peran suami sebagai kepala keluarga sama seperti Kristus adalah kepala jemaat, dan dari Efesus 5:28, bahwa suami harus mengasihi istri seperti mengasihi tubuhnya sendiri. Romo Maro juga menekankan pentingnya untuk tidak melukai hati anak-anak dan mendidik mereka dengan bijaksana tanpa menimbulkan trauma bagi anak, dan juga anak-anak haruslah mereka menghormati orangtua mereka, seperti tertulis dalam kitab Efesus 6 : 4.

Pesan Romo Maro juga mencakup tanggung jawab keluarga terhadap gereja. Ia mengingatkan bahwa keluarga harus siap membantu gereja saat dibutuhkan, dan mendukung jika anak-anak mereka memiliki panggilan untuk melayani Tuhan. Selain itu, beliau mengingatkan agar kekhawatiran hidup tidak menghilangkan kebahagiaan, dan bahwa segala niat baik yang diusahakan selalu dalam panduan Tuhan.

Setelah sesi dengan Romo Maro, acara dilanjutkan dengan sesi bersama tim SKK Paroki Cikarang, Bapak Pamungkas dan Ibu Retno. Bapak Pamungkas memfasilitasi diskusi mengenai "Love Language" atau bahasa cinta, mengajak setiap peserta untuk lebih memahami kebutuhan emosional pasangan dan anak-anak mereka. Sesi ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana cara yang tepat untuk mengekspresikan cinta dan memahami perasaan orang-orang terdekat.

Setelah makan malam yang menghangatkan, dilanjutkan dengan sesi  “Joy Moments”. Sesi ini dipandu oleh tim SKK Paroki, yang didalamnya adalah kegiatan Pembasuhan kaki antar keluarga. Suasana di ruangan ini penuh dengan haru, sukacita dan kehangatan, membuat momen ini menjadi sangat istimewa.

Setelah pembasuhan kaki, kami melanjutkan dengan malam keakraban. Dalam suasana yang santai dan penuh tawa, kami berbagi cerita dan pengalaman, menikmati hidangan sederhana yang disiapkan bersama, dan me- rayakan kebersamaan dengan lagu-lagu ceria. Malam itu diakhiri dengan istirahat yang nyaman, dan siap untuk kegiatan esok hari.

Pagi hari dimulai dengan doa pribadi. Kami meluangkan waktu untuk merenung dan berbicara dengan Tuhan, memohon bimbingan dan berbagi syukur. Ini adalah waktu untuk menyusun harapan dan refleksi pribadi, yang membantu kami memulai hari dengan hati yang tenang.

Setelah doa pribadi, peserta rekoleksi melakukan senam pagi yang menyegarkan di halaman wisma. Gerakan-gerakan sederhana namun energik ini membantu kami merasa segar dan siap untuk kegiatan selanjutnya. Semangat kebersamaan semakin terasa saat kami tertawa dan berolahraga bersama.

Kemudian, kami terlibat dalam berbagai permainan seru yang telah disiapkan oleh panitia Rekoleksi. Suasana ceria dan kekompakan, menjadikan hari itu penuh dengan tawa dan keceriaan.

Acara rekoleksi diakhiri dengan Misa Ekaristi yang dipimpin oleh Romo Kornelius Maro, SVD. Dalam khotbahnya, Romo Maro membagikan pesan tentang kesederhanaan dan kebahagiaan. Beliau menekankan tiga hal penting yang dapat membawa kebahagiaan dalam hidup: Menurunkan level ekpektasi, jangan mendadak Buta dan Tuli terhadap sekelilingmu, dan kembalilah ke keluargamu.

1. Menurunkan Level Gengsi/Ekspektasi
“Kebahagiaan seringkali terhalang oleh ekspektasi yang tinggi dan gengsi yang tidak perlu. Saat kita menurunkan level gengsi dan mengurangi harapan yang tidak realistis, kita memberikan ruang bagi kebahagiaan yang sederhana dan autentik. Kesederhanaan dalam hidup bukan hanya tentang materi  tetapi juga tentang menerima hidup apa adanya dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal ke- cil. Jangan biarkan ekspektasi yang tidak realistis menghalangi kebahagiaanmu.”

2. Jangan Mendadak Buta dan Tuli terhadap Sekelilingmu
“Kita sering 
terlalu fokus pada diri sendiri hingga lupa untuk memperhatikan orangorang di sekitar kita. Kebahagiaan sejati datang ketika kita mampu melihat dan mendengar kebutuhan serta perasaan orang-orang di sekeliling kita. Jadilah peka terhadap lingkungan dan orangorang yang kita cintai. Empati dan kepedulian kepada orang lain dapat memperkaya hidup kita dan membawa kebahagiaan yang lebih dalam.”

3. Kembalilah ke Keluargamu
“Keluarga adalah tempat di mana kita 
menemukan dukungan dan cinta yang tulus. Dalam dunia yang sering kali penuh dengan tuntutan dan kesibukan, penting untuk kembali ke keluarga kita. Luangkan waktu untuk bersama mereka, berbagi momen berharga, dan memperkuat hubungan. Keluarga adalah sumber kebahagiaan yang tak ternilai, dan kembali ke keluarga dapat membantu kita menemukan keseimbangan dan kedamaian yang kita butuhkan dalam hidup.”

Dengan pesan-pesan ini, Romo Kornelius mengingatkan kepada semua yang hadir bahwa kebahagiaan sejati terletak dalam kesederhanaan, kepedulian terhadap orang lain, dan kekuatan hubungan keluarga. Ketika kita menurunkan ekspektasi, membuka mata dan te- linga untuk orang-orang di sekitar kita, dan kembali merangkul kehangatan keluarga, kita menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya.

Liputan dan Foto : Clara Eunike


Post Terkait

Comments