Pada hari Minggu ini Gereja memulai Masa Adven sebagai awal Tahun Liturgi yang baru dan persiapan rohani untuk menyambut Natal. Seperti Maria yang menyiapkan hatinya untuk menjadi Ibu Sang Juru Selamat, kita pun mempersiapkan hati untuk menyambut kelahiran bayi Yesus ke dunia. Dengan memahami sejarah dan tradisi seputar Adven, kita diajak untuk menantikan kedatangan-Nya dengan penuh kerinduan dan pertobatan.
Kata “Adven” berasal dari “adventus” (Bhs. Latin) yang berarti kedatangan. Masa ini dimulai pada hari Minggu terdekat dari Pesta St. Andreas Rasul (30 November) dan berlangsung selama 4 pekan. Sumber sejarah yang otentik dari Masa Adven sangat sulit ditemukan, tetapi tradisi ini telah bertumbuh sebelum abad ke-4 M. Masa Adven baru diresmikan dalam teks liturgi oleh Paus St. Gregorius VII (1073-1085). Tradisi Adven bertumbuh di Prancis sebagai masa persiapan untuk menyambut Pesta Penampakan Tuhan (Epifani). Pada periode awal munculnya Adven, Gereja menyerukan pertobatan melalui puasa dan amal sebagai persiapan kedatangan Kristus.
Empat pekan Adven menandai empat ribu tahun sejak penciptaan Adam dan Hawa sampai kelahiran Sang Juru Selamat. Kita mempersiapkan lingkaran Adven dan kandang Natal sebagai simbol kedatangan Kristus di tengah kegelapan dosa dan penderitaan (bdk. Yoh 3:19-21). Lingkaran Adven, yang berasal dari tradisi pra-Kristiani Jerman, menyimbolkan kekekalan Sabda Allah yang berpuncak dalam Yesus Kristus dan janji kehidupan kekal bagi manusia. Tiga lilin berwarna ungu menyimbolkan doa dan pertobatan. Satu lilin berwarna pink pada hari Minggu Adven III (Gaudete) menandakan sukacita dan harapan karena kedatangan Sang Terang semakin mendekat (Yoh 1:4-5).
Bacaan-bacaan Misa selama Masa Adven memiliki tiga tema utama dalam mempersiapkan kedatangan Kristus, yaitu: kita merindukan kedatangan Mesias, berjaga-jaga akan kedatangan Yesus yang kedua, dan merenungkan kehadiran-Nya dalam kehi- dupan kita sekarang. Melalui Liturgi Adven, Gereja hendak menekankan dua makna, “Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharuidi dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua” (KGK 524). Kita diajak belajar dari pewartaan Nabi Yesaya, kerendahan hati Maria dalam menjalankan rencana keselamatan Allah, maupun kisah Yohanes Pembaptis yang kelak menyiapkan jalan bagi Tuhan.
Di tengah masa menyambut Natal yang mulai dipenuhi berbagai tawaran komersial, semoga kita tetap bertumbuh dalam hidup rohani dengan merenungkan Sabda Tuhan, berdoa, dan beramal. Di hadapan kandang Natal, kita diajak membayangkan perjalanan Maria dan Yoseph dalam menantikan bayi Yesus ke dunia. Perjalanan rohani bersama Keluarga Kudus selama Masa Adven inilah yang akan menuntun kita pada sukacita ketika Natal tiba.
Penulis : Fr. Carolus Budhi P
Sumber : -. Francis Mershman, “Advent,” dalam The Catholic Encyclopedia Vol. 1 (1907) dariNew Advent: http://www.newadvent.org/cathen/01165a.htm;-. William Saunders, “The Liturgical Season of Advent,” dari Catholic Education Resource Center: https://www.catholiceducation.org/en/culture/catholic-contributions/theliturgical-season-of-advent.html;-. Katekismus Gereja Katolik.
Gambar : Dokumentasi pribadi Warta Teresa