Prinsip hidup beriman yang sehat sehari-hari terungkapkan dalam kedalaman doa, aktivitas pelayanan, rawat diri dan lingkungan. Semboyan SSS (Sanitas, Scientia, Sanctitas) adalah contoh semboyan yang diterapkan dalam proses formasi pendidikan para calon iman di Seminari menengah Santo Petrus Canisius Mertoyudan. Para calon iman tidak hanya dididik Kitab Suci dan olah rohani saja, melainkan juga dididik bertumbuh sebagai pribadi beriman yang utuh meliputi pertumbuhan kesehatan, pengetahuan dan kesucian. Iman akan Tuhan yang bangkit oleh karenanya menjadi pondasi setiap panggilan hidup di tengah dinamika jaman dan sejarah keselamatan.
Kesehatan (Sanitas) merupakan aspek penting dalam kehidupan beriman. Pentingnya kesehatan diteladankan oleh Yesus melalui pengajaran-Nya dan karya-karya-Nya melakukan penyembuhan bagi penderita kusta, tuli, bisu, lumpuh dan lain sebagainya. Matius menceritakan: “Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan” (Mat 9:35). Kesehatan dan keselamatan sangat erat berkaitan dengan iman seseorang. Markus mencatat kata-kata Yesus sebagai berikut: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” (Mk 5:34). Oleh karena itu cara hidup orang beriman akan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kesehatan. Anugerah tubuh dan kesehatan sangat berharga dalam kehidupan beriman. Kesehatan kehidupan menopang pengembangan afeksi dan rasa merasa iman serta kesadaran pentingnya merawat anugerah kehidupan. Karya-karya penyembuhan, pelayanan kesehatan dan keselamatan umat manusia seutuhnya mencapai puncaknya pada pada peristiwa agung Paskah yaitu peristiwa Wafat dan Kebangkitan Tuhan.
Pengetahuan (Scientia) bagian yang tidak terpisahkan dari pertumbuhan hidup beriman. Banyak sakit, potensi penyakit disebabkan oleh karena kurangnya pengetahuan dan iman. Karena kurangnya pengetahuan akan nutrisi makan dan pengetahuan akan kebiasaan hidup sehat tidak sedikit orang beriman terkena penyakit gula, kolesterol, stroke dan penyakit-penyakit lainnya. Karena kurangnya pengetahuan, keluarga beriman yang memiliki anak-anak difable sering memberikan makanan seperti coklat, snack mengandung glutten tinggi untuk menyenangkan anaknya, padahal hal tersebut justru menimbulkan masalah pencernaan dan masalah fungsi-fungsi sel dalam tubuhnya.
Ketika kemudian anak-anak itu menolak lalu memberontak menjadi tantrum (marah-marah dengan emosi tak terkendali), mereka di pandang sebagai anak nakal, dan tidak mustahil kemudian diisolasikan. Sudah jatuh, tertimpa tangga! Sebab anak difable tersebut sudah dan sedang berjuang mati-matian dengan beratnya kondisi dirinya, ditambah lagi beban dari lingkungan hidup terdekat yang kurang memahami untuk pertumbuhan hidup, kesehatan dan imannya. Pengetahuan akan hal-hal sehari-hari dalam hidup keluarga dan masyarakat sekitarnya menjadi satu kesatuan dalam pertumbuhan dan perkembangan iman yang utuh. Pekan Suci yang kita rayakan oleh karenanya menjadi momen penuh rahmat bagi umat beriman, sehingga umat beriman merefleksikan sekali lagi pengetahuan akan iman dan sejarah keselamatan yang memuncak pada misteri agung Wafat dan Kebangkitan.
Kesucian (Sanctitas) merupakan bagian tak terpisahkan dari umat beriman. Setiap orang dipanggil pada kesucian. Peristiwa kebangkitan membuka lebarlebar pintu penebusan bagi umat manusia. Melalui sakramen tobat, pelayanan sakramen-sakramen dan rangkaian perayaan Paskah umat beriman dibiasakan bersuka cita atas penebusan, menyucikan diri kembali dan orang lain dengan doa, laku tobat, kemartiran/matiraga, pelayanan, perutusan dan kesaksian kehidupan. Perayaan Paskah menjadi ungkapan penuh sukacita keselamatan. Umat beriman bersatu kembali dengan Kristus yang bangkit, sumber kesucian dan keselamatan. Dalam kuasa terang kebangkitan itu kepedulian umat beriman, solidaritas dan kepekaan terhadap pesan-pesan Tuhan menjadi sumber energi gerakan-gerakan karyakarya kasih yang menyelamatkan dan kesejahteraan bersama bagi masyarakat maupun seluruh umat beriman
Penulis : Andreas Yumarma - Tim Kontributor Kolom Katakese
Gambar : Dokumentasi pribadi Warta Teresa