Tahun 2022 hampir berakhir dan kita umat beriman dalam Arah Dasar Keuskupan Agung Jakarta memberikan penekanan pelaksanaan iman dan pelayanan pada Penghormatan Martabat Manusia. Semangat Arah Dasar tersebut mendorong kita semakin peduli dan berbela rasa terutama pada yang miskin, lemah dan tersingkirkan.
Menyongsong tahun depan 2023 dengan penekanan tema Kesejahteraan Bersama, telinga dan mata hati iman kita dipanggil untuk memiliki kesiapan dan kesediaan membantu sesama agar bisa hidup dalam kesejahteraan bersama. Kitab Yesaya 41 : 10 mengatakan: “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kananKu yang membawa kemenangan”.
Allah yang menolong memberikan kekuatan untuk membantu sesama untuk bisa sejahtera bersama. Dibalik ungkapan sejahtera bersama, tersirat adanya semangat kerja sama, saling peduli, siap saling membantu dan memberdayakan. Semangat gotong royong yang sudah ada dalam kebudayaan dan masyarakat memperkaya pelaksanaan iman dalam kepedulian dan kesiapan saling membantu menuju kesejahteraan bersama. Konstitusi pastoral Gaudium et Spes artikel 40 - 45 memberikan pedoman bagaimana Gereja atau kita umat beriman membangun kepedulian dan siap terlibat membantu berjalan bersama di tengah permasalahan dunia zaman sekarang.
Kata “bersama” mengandaikan adanya kesetaraan dan sikap hormat terhadap martabat manusia yang menjadi landasan pelayanan. Sikap iman siap membantu menyediakan ruang pemberdayaan talenta masing-masing dan kepedulian satu sama lain. Kitab Amsal 17:17 mengatakan “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran”. Oleh karena itu ungkapan ”Siap membantumu“ mengandaikan kepekaan, kasih dan orientasi kepedulian pada yang lain. Umat beriman bertransformasi dengan kesiapan dan kesigapan memberikan bantuan yang dibutuhkan. Bantuan yang diberikan tidak membuat yang dibantu merasa inferior atau rendah diri; namun sebaliknya praktik siapmembantu memungkinkan yang dibantu semakin merasa penting, berdaya dan bersemangat dalam pergulatan kehidupannya. Hidup penuh syukur menjadi landasan keikhlasan dan kesediaan membantu dan menolong sesama.
Bencana gempa Cianjur, gempa-gempa susulan yang lain yang menimbulkan korban tidak sedikit memerlukan kepedulian iman dan kesediaan saling membantu. Pelayanan Gereja pada kemanusiaan sangat relevan menjadi wujud iman dalam konteks Gereja keseharian untuk membangun kesejahteraan bersama. Keterbukaan telinga dan mata hati menyingkap tirai panggilan tindakan pelayanan yang diperlukan.
Siap membantu merupakan sikap iman untuk bergandengan tangan dengan siapa saja yang berkehendak baik sehingga memajukan kehidupan, sejahtera bersama. Hidup di tengah masyarakat dengan dinamika tantangan hidup konkritnya merupakan medan iman yang hidup untuk menghasilkan kesejahteraan bersama. Bagaikan para rasul yang mengumpulkan roti dan ikan kemudian dibagikan (Bdk. Mat 14:13-36) dan hasilnya adalah hidup sejahtera yang berkelimpahan.
Penulis : Anastasia Bintari Kusumastuti - Tim Kontributor Kolom Katakese
Foto : Dokumentasi pribadi Warta Teresa