Gereja, Tradisi Hidup “Imam, Nabi dan Raja” melawan COVID-19 Zaman

Tradisi Perjanjian Lama sudah mengenal dan memperkenalkan tiga peran, yakni Nabi, Imam dan Raja. Para Nabi mengingatkan para pendosa, mewartakan dan menyatakan belas kasihan Tuhan kepada kaum yang tertindas, dan memberi makna pada peristiwa-peristiwa yang dihadapi segenap umat baik di masa lampau, masa sekarang maupun menafsirkan arti masa depan bagi umat Israel.

Seorang nabi adalah mediator yang menyampaikan kepada segenap umat apa yang dinyatakan kepadanya. Nabi Yesaya, misalnya, mendapatkan penglihatan (1:1) dan menyampaikan peringatan (1:2-9), pesan pertobatan (ayat 10-20), hukuman atas Yerusalem (ay.21-31) dan harapan mesianik (7:14-16;9:5).

Sebaliknya, para imam Perjanjian Lama berfungsi sebagai wakil rakyat, menawarkan hadiah pengorbanan untuk dosa. Para imam, seperti Harun (Im.16:1-34) mempersembahkan kambing sebagai pengganti, sehingga melalui ini berarti pengampunan dosa dapat terjadi. Akhirnya, raja-raja dalam Perjanjian Lama berfungsi seperti menjalankan kekuasaan kehakimandan sering kali menjadi tokoh militer yang memimpin kampanye militer.

Raja-raja seperti Daud dan lainnya seperti ditulis dalam Kitab Raja-raja (1Raj, 2Raj) Salomo yang meminta kebijaksanaan (Kitab Kebijaksanaan). Tradisi Perjanjian Baru menggenapinya secara mulia dalam diri Yesus Kristus. Yesus sendiri adalah Nabi, Imam,dan Raja bagi dunia. Yesus melampaui para nabi (Ibr.1:1) karena melalui Yesus, Allah datang dan berdiam di tengah manusia sambil mengajar dan menghadirkan kehendak Bapa-Nya.

Kitab Suci mencatat tentang orang buta melihat, yang tuli mendengar, lumpuh berjalan, dan orang mati bangkit kembali. Injil Yohanes (bab 1) mewartakan Yesus adalah Sang Sabda itu sendiri. Yesus langsung menjadi ‘Pokok Kebenaran’ itu bagi manusia. Lebih dari seorang imam Perjanjian Lama, Yesus menjadi Imam Agung, Sang Kurban sejati.

Hidup Yesus menjadi Kurban bagi keselamatan segenap manusia (Ibr.10). Selanjutnya, Yesus adalah Sang Raja sejati, “Sebab segala sesuatu telah Engkau taklukkan dibawah kaki-Nya” (Ibr.2:8), Dia yang akan datang lagi ke dunia untuk mengadili yang hidup dan yang mati (2Tim.4:1).

Jawaban Yesus kepada Tomas, “Akulah Jalan, Kebenaran, dan Kehidupan” (Yoh.14:6). Dkl. Yesus adalah ‘Jalan’ atau Sang Imam Sejati, ‘Kebenaran’ yakni melampaui Nabi, dan ‘Kehidupan’ Sang Raja Kekal.

Ini berarti bahwa untuk masuk ke rumah Bapa di surga, seseorang harus menerima Yesus dan ajaran-Nya serta meniru jalan hidup-Nya. Kata Yesus, “Tidak ada yang bisa datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku”.

Tradisi Gereja di tengah masyarakat hari ini, yang sarat dengan tantangan dan masalah hidup. Gereja hadir menghadirkan Yesus yang Imam, Nabi dan Raja kepada sekalian orang. Setiap orang Kristen, karena pembaptisan-Nya, mengambil bagian dalam hidup Yesus Imam, Nabi, Raja dalam keberadaan hidup masing-masing. “Kamu semua adalah saksi dari semuanya ini” (Luk.24:48).

Anda dan saya adalah “Tradisi Hidup Imam, Nabi dan Raja” melawan COVID-19 zaman ini. Bingung…dan takut..? Bunda kita, Santa Teresa dari Kalkuta berpesan : Jangan tunggu untuk melakukan hal-hal besar tetapi lakukanlah hal-hal kecil dengan cinta yang besar.

Penulis : Bruno Rumyaru

Gambar : Dokumentasi pribadi Warta Teresa


Post Terkait

Comments