Berilah Dirimu Didamaikan dengan Tuhan

Hari ini kita memasuki Hari Minggu Prapaskah Keempat. Hari Minggu Prapaskah Keempat sering disebut sebagai Minggu Laetare atau Minggu Sukacita. Mengapa kita bersukacita di tengah pantang dan berpuasa dalam Masa Prapaskah ini?

Di satu sisi, Masa Prapaskah menjadi masa khusus untuk menyadari dan mengarahkan diri pada pertobatan atas kerapuhan dan kelalaian kita. Kita  sadari kerapuhan dosa itu selalu membayangi di dalam perjalanan hidup ini dan telah membuat banyak kerugian atau kerusakan terhadap diri kita sendiri, orang lain, atau pun alam ciptaan. Kendati demikian, kita jangan jatuh pada penyesalan atas akibat dosa yang timbul. Kita pun perlu sadar masih ada kasih Tuhan yang senantiasa menyertai dan membuka pintu untuk memulihkan semuanya.

Kasih Allah itu sering digambarkan seperti kasih bapa di dalam perumpamaan mengenai Anak yang Hilang di Bacaan Injil Lukas (Luk. 15:1-3.11-32). Perumpamaan tersebut mengisahkan mengenai kasih bapa kepada salah seorang anaknya yang telah pergi dan menghamburkan
semua harta warisan yang dimintanya. Sampai satu masa, anak itu menjadi jatuh miskin di negeri asing dan tidak bisa mendapat tempat pekerjaan yang layak, selain mengurus kandang
babi. Anak itu sedih atas nasib yang menimpanya dan menyesali perbuatan yang diperbuatnya terhadap bapanya. Akhirnya ia memutuskan untuk memohon maaf dan mencari kerja di tempat bapanya. Ketika kembali, bapanya ternyata telah lama menanti dan menyambutnya anaknya tuk kembali. Bapa itu menyiapkan perjamuan dan pesta sekembalinya anaknya tersebut.

Bagaimana perasaan Anda jika Anda dalam posisi anak tersebut? Bagaimana perasaan Anda ketika diterima kembali di tengah kesalahan besar yang Anda perbuat? Gambaran bapa dari Perumpamaan Anak yang Hilang tersebut kiranya ingin menunjukkan bagaimana kasih.

Allah kepada kita umatnya. Kita memiliki Bapa yang sungguh menyayangi kita tanpa batas. Di tengah kedosaan, Allah senantiasa menyambut kita untuk kembali. Allah tidak ingin kita jatuh terpuruk dalam jerat dosa. Mari di Masa Prapaskah ini, kita jangan hanya berhenti pada penyesalan di tengah kerapuhan dan kerusakan oleh karena dosa, tetapi kita juga perlu
sadar akan pengalaman cinta Allah yang akan memulihkan kita. Memang usaha pertobatan dari dosa itu terkadang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kita sadar usaha kita terbatas, tapi jangan lupakan rahmat Allah yang akan menyertai dan membimbing. Apakah kita mau bangkit bersukacita me- nyambut dan memohon rahmat kekuatan Allah itu lagi untuk hidup lebih baik?

Rm. Ludowikus Andri Novian, Pr


Post Terkait

Comments