I. PREFERENTIAL OPTION FOR THE POORAjaran sosial Gereja adalah sekumpulan doktrin atau ajaran Gereja Katolik mengenai persoalan keadilan sosial, menyangkut isu-isu kemiskinan dan kesejahteraan, ekonomi, organisasi sosial, serta peranan negara. Ajaran ini merupakan refleksi dan tanggapan Gereja terhadap fenomena atau persoalan-persoalan yang dihadapi oleh umat manusia.
Gereja menyadari sebagai bagian dari dunia, bagian dari seluruh umat manusia yang didalamnya mengemban perutusan menghadirkan Kerajaan Allah dalam realitas hidup manusia. Hal ini ditegaskan dalam Konsili Vatikan II dalam Gaudium Et Spes yakni Konstitusi pastoral tentang Gereja di dunia Dewasa Ini art. 2 :
“Konsili mau menghadapi dunia manusia dengan kata lain segenap keluarga manusia beserta kenyataan semesta yang menjadi lingkungan hidupnya.”
Ajaran sosial Gereja secara luas banyak dipahami didasarkan pada terbitnya ensiklik (surat Paus sebagai Uskup Roma dan pemimpin Gereja Katolik dunia) Rerum Novarum oleh Paus Leo XIII pada tahun 1891 yang berisikan anjuran untuk pemerataan ekonomi dan kecaman terhadap komunisme dan kapitalisme. Namun sebenarnya Ajaran Sosial Gereja ini telah digaungkan oleh para Bapa Gereja jauh sebelumnya salah satunya adalah St. Agustinus dalam tulisannya The City of God yang membicarakan mengenai hubungan manusia dan Masyarakat. Bahkan sebenarnya Ajaran Sosial Gereja ini didasarkan pada Sepuluh Perintah Allah yang telah termuat dalam Perjanjian Lama.
“Orang tidak dapat menghormati sesama, tanpa memuji Allah, Penciptanya. Orang tidak dapat menyembah Allah, tanpa mengasihi manusia, yang adalah makhluk-Nya. Dekalog mempersatukan kehidupan Rohani dan kehidupan sosial manusia.” (KGK 2069)
Uskup Ignatius Kardinal Suharyo dalam homili saat perayaan Ekaristi Pembukaan Tahun Ziarah Umat Katolik Jakarta 2022-2026 merangkum Ajaran Sosial Gereja dalam lima pokok gagasan yakni :
1. Menghargai martabat manusia2. Mengusahakan kebaikan bersama3. Merawat dan mengembangkan solidaritas4. Memberikan perhatian lebih kepada saudara-saudara kita yang kurang beruntung5. Merawat alam ciptaan sebagai rumah kita Bersama.
Dan dasar utama dari Ajaran Sosial Gereja ini adalah sabda Yesus sendiri :
"sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."(Mat 25:40)
Ajaran sosial Gereja sebenarnya adalah ajaran Gereja yang diperuntukkan bagi kebaikan bersama (common good) dalam masyarakat, untuk mengarahkan masyarakat kepada kebahagiaan. Dan perhatian (lebih/istimewa) terhadap mereka yang miskin/ kurang beruntung menjadi salah satu semangat utama dalam penerapan Ajaran Sosial Gereja ini.
II. SEBUAH PANGGILAN10 September 1946 menjadi hari yang bersejarah dalam perjalanan hidup Ibu Teresa. Pada hari itulah beliau mengalami pengalaman spiritual mendapatkan panggilan Hidup beliau. Peristiwa yang dialami dalam perjalanan di atas kereta api dari Kalkuta menuju Darjeeling (untuk menjalani retret tahunan di biara Loreto) menjadi suatu pencerahan atas kegelisahan yang dialami selama menjalani hidup membiara di Tarekat Suster-suster Loreto. Kalimat “Aku Haus…” yang beliau dengar saat itu seolah sebuah perintah yang harus dijalani dan tidak bisa ditolak.
Bertahun-tahun pelayanan beliau sebagai seorang Suster Biara Loreto di Kalkuta, menghadapkan beliau pada kenyataan situasi kemiskinan di sekitarnya. Pengalaman ini yang menjadikan beliau memahami pengalaman spiritual akan panggilannya untuk me lepaskan segala sesuatu untuk mengikuti Tuhan Yesus di kawasan kumuh untuk melayani yang termiskin di antara orang-orang miskin.
Perjalanan Pelayanan Bunda Teresa selanjutnya sangat jelas mewujudnyatakan apa yang menjadi panggilan tersebut. Dia memulai pekerjaan misionarisnya bersama orang miskin pada 8 Desember 1948, meninggalkan jubah tradisional Loreto dengan sari katun sederhana berwarna putih dihiasi dengan pinggiran biru. Setelah menjadi warga negara India, dan menerima pelatihan dasar medis di Rumah Sakit Keluarga Kudus, beliau memberanikan diri ke daerah kumuh. Beliau mengawali sebuah sekolah di Motijhil (Kalkuta); dan membantu orang miskin dan kelaparan di sekitarnya. Pada awal tahun 1949, bersama dengan sekelompok perempuan muda, meletakkan dasar untuk menciptakan sebuah komunitas religius baru untuk membantu orang-orang "termiskin di antara kaum miskin".
III. CANDRABHAGA : SWATANTRA WIBAWA MUKTIMenurut Poerbatjaraka (seorang ahli bahasa Sanskerta dan bahasa Jawa Kuno), kata “Bekasi” secara filologis berasal dari kata Candrabhaga. Candra berarti bulan (“sasi” dalam bahasa Jawa Kuno) dan Bhaga berarti bagian. Candrabhaga mempunyai arti bagian dari bulan. Penyebutan Candrabhaga seringkali berubah menjadi Sasibhaga atau Bhagasasi. Dalam pengucapannya pun sering disingkat menjadi Bhagasi. Oleh karena pengaruh bahasa Belanda, penulisan Bhagasi berubah menjadi Bacassie. Kata Bacassie kemudian berubah menjadi Bekasi sampai dengan sekarang.
Kabupaten Bekasi telah berkembang menjadi sebuah kota industry dengan banyaknya industry besar yang berdiri di area-area Kawasan industry. Perkembangan ini sejalan juga dengan perkembangan Kabupaten Bekasi menjadi kota urban, karena keberadaan Industri menjadi daya Tarik penduduk luar daerah untuk bekerja di bidang industry ini. Perkembangan dan kemajuan di kabupaten Bekasi ini merupakan hal yang positif namun bersamaan dengan itu dampak dari proses perkembangan ini pun tidak terhindarkan.
Salah satu permasalahan yang muncul adalah masalah kemiskinan. Perkembangan industry di satu sisi membuka lapangan kerja yang membawa pada pemenuhan kebutuhan hidup dan kemakmuran. Namun tidak disangkal hal ini juga menciptakan satu kelompok yang terpinggirkan. Kelompok ini muncul bisa disebabkan oleh ketidaksiapan dan ketidakmampuan dalam mengikuti persaingan dalam perkembangan tersebut. Atau pun juga memang “ditumbalkan” karena seperti kata orang “Pembangunan selalu memakan korban”.
Dari data BPS tahun 2023, diketahui Jumlah penduduk Kabupaten Bekasi berdasarkan hasil Proyeksi Penduduk Interim BPS mencapai 3.214.791 jiwa penduduk dengan rata–rata kepadatan penduduk sebesar 2.523,62 jiwa per km2. Dan data jumlah penduduk di bawah Garis Kemiskinan (dengan indicator Rp. 579.221/kapita/bulan), adalah sejumlah 201.100 (6,25%) penduduk. Dan diantaranya sebanyak 70.082 (2,18%) penduduk masuk dalam kelompok Penduduk Miskin Ekstrem (dengan indicator pengeluaran di bawah US$1,9 PPP (Purchasing Power Parity) atau setara Rp11.941,1 per kapita per hari). Suatu angka yang cukup besar.
Presiden Joko Widodo dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Indonesia Tahun 2023, mentargetkan menurunkan angka kemiskinan Ekstrem hingga 0% di tahun 2024. Pemerintah Kabupaten Bekasi sendiri telah menjalankan berbagai Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, terutama dalam mengatasi masalah Penduduk Miskin Ekstrem. Upaya yang dilakukan meliputi :
1. Program Pendataan Penduduk Miskin Ekstrem Terintegrasi2. Bersinergi dengan Mitra Pemkab3. Layanan Terpadu Satu Pintu4. Bantuan Langsung Tunai Untuk Warga Miskin5. Pembangunan 2500 Rutilahu (Rumah Tidak Layak Huni) Untuk Keluarga Miskin Ekstrem
Suatu Upaya dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi dalam mewujudkan Swatantra Wibawa Mukti : daerah yang mampu mengurus rumah tangganya sendiri, berpengaruh, dan jaya makmur.
IV. KONTEKTUALISASI PANGGILAN Paroki Cikarang Gereja Ibu Teresa sebagai bagian dari Kabupaten Bekasi, mempunyai perutusan yang nyata ikut mengemban tanggung jawab dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi Masyarakat Kabupaten Bekasi dalam mengatasi masalah ini. Seperti Gereja semesta yang berhadapan dengan realitas dunia, demikian juga Paroki Cikarang Gereja Ibu Teresa berhadapan dengan realitas Masyarakat Kabupaten Bekasi, dengan segala permasalahan yang ada.
Bidang Diakonia (Pelayanan) menjadi ujung tombak Paroki dalam gerak Gereja untuk ambil bagian dalam mengatasi permasalahan sosial yang ada. Program-program yang direncanakan dan yang sudah dijalankan baik program yang berasal dari keuskupan maupun yang muncul dari internal Paroki sendiri sangat penting untuk terus menerus dijalankan dan dikembangkan dengan selalu melihat kebutuhan yang ada.
Sebagai bagian dari Masyarakat Bekasi, sinergitas dengan Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi akan membantu menjadi percepatan dalam mengatasi permasalahan yang ada. Program-program dari bidang Pelayanan seperti Bedah Rumah, Bantuan Keluarga Pra Sejahtera yang sejalan dengan Upaya Pemerintah Daerah cukup membantu dalam mewujudkannya.
Spiritualitas Ibu Teresa sebagai Pelindung Paroki yang mempunyai perutusan untuk membantu “orang-orang termiskin di antara kaum miskin” dan juga Ajaran Sosial Gereja yang menjadi inspirasi menjadi motivasi yang kuat untuk dapat menghadirkan Gereja yang hidup di bumi Cikarang. Gereja yang menghadirkan Kerajaan Allah dalam realitas hidup manusia, pengalaman dan perjuangan Masyarakat Kabupaten Bekasi untuk mewujudkan kesejahteraan Bersama.
Sumber-sumber :1. Gaudium Et Spes : Konstitusi Pastoral Tentang Gereja di Dunia Dewasa Ini, dalam Dokumen Konsili Vatikan II, terj. R. Hardawiryana S.J., Jakarta, Obor, 19932. Katekismus Gereja Katolik, Konferensi Wali Gereja Regio Nusa Tenggara, Ende, Nusa Indah, 20143. Pembaharuan Gereja Indonesia Sesudah Konsili Vatikan II : Perpektif Kontekstual, DR. JB Banawiratma, dalam Gereja Indonesia Pasca-Vatikan II : Refleksi dan Tantangan, Yogyakarta, Kanisius, 19974. KABUPATEN BEKASI DALAM ANGKA Bekasi Regency in Figures 2023, Bekasi, BPS Kabupaten Bekasi, 20235. Sejarah Kabupaten Bekasi / History of Bekasi Regency, Bekasi, Pemerintah Kabupaten Bekasi, 20166. https://www.katolisitas.org/apakah-itu-ajaran-sosial-gereja7. h t t p s : / / w w w . m e n p a n . g o . i d /site/berita-terkini/dari-istana/presiden-minta-pemda-turunkan-stunting-dan-kemiskinan-ekstrem8. https://bekasikab.go.id/limalangkah-upaya-pemkab-bekasitekan-kemiskinan-ekstrem9. https://id.wikipedia.org/wiki/Bunda_Teresa10. https://parokicikarang.or.id/pages/sejarah-hidup-dan-kanonisasi-ibu-teresa11. https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bekasi12. https://www.kitakatolik.com/inilima-pokok-ajaran-sosial-gereja/#:~:text=Menurut%20Mgr.%20Suharyo%2C%20Ajaran%20Sosial,Merawat%20alam%20ciptaan%20sebagai%20rumah
Penulis : FB. Sri Pamungkas - Tim Kontributor Kolom Katakese
Gambar : Dokumentasi pribadi Warta Teresa