Yang Lebih Penting dari Politik adalah Kemanusiaan

Pada hari Senin, 7 Januari yang lalu, Romo Aan dan TIM HAAK mendapat undangan untuk menghadiri kegiatan Haul Gus Dur yang ke-9 di Pesantren Motivasi Indonesia, di Burangkeng. Acara ini diadakan untuk mengenang KH. Abdurrahman Wahid/ Gus Dur se- bagai bapak bangsa.

Acara ini bertema, ‘Yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan’. Hal ini merupakan nilai dan ajaran Gus Dur yang perlu diterapkan sehingga di tahun politik ini, situasi politik tanah air senantiasa memprioritaskan kemanusiaan dalam setiap perilaku politiknya.

Pesantren Motivasi Indonesia sendiri adalah Pondok Pesantren Modern yang diasuh oleh Kyai Nurul Huda atau biasa dipanggil Ayah Enha. Pesantren ini memberikan pengajaran khusus mengenai Bahasa Inggris dan IT, sehingga harapannya santri yang dihasilkan adalah orang yang berpi- kiran terbuka, siap menyambut tantang- an zaman, dan senantiasa mencintai NKRI.

Dalam kesempatan ini dihadiri bebe- rapa tokoh diantaranya Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Agus Salim, Ketua Umum PB Majelis Dzikir Hubbul Wathan (MDHW) KH Mustofa Aqil Siraj, kapolres metro Bekasi, pak Camat, Ketua PC NU Bekasi, Kades Burangkeng, pejabat pemerintahan setempat dan Romo Aan menjadi satu-satunya perwakilan dari lintas agama. 

Dalam sambutannya, Romo Aan me- nyatakan bahwa Gusdur sangat luar biasa, menjadi orang yang sangat berpengaruh khususnya untuk Indonesia, karena semua pasti mengenalnya. Gusdur sungguh-sungguh di luar ke- biasaan orang biasa, sungguh perhatian kepada siapa saja, dan mengutamakan kemanusiaan. Negara kita kini sedang dirongrong oleh ideologi yang ingin mengubah dasar negara, padahal NKRI sudah dibangun oleh para pendahulu kita. Harapannya kegiatan ini ditingkatkan dengan pembelajaran Bersama kepada anak-anak akan pentingnya kerukunan antar umat beragama, karena mereka yang akan melanjutkan negara ini. Romo mengakhiri sambutannya dengan mengajak peserta menyanyi Bersama lagu Amalkan Pancasila.

Gus Dur sangat patut untuk dikenang, karena beliau memberikan teladan kemanusiaan dan memberikan sema- ngat untuk membangun negeri bersama-sama tanpa mempersoalkan keberagaman. Suatu ketika, dia pernah menyampaikan bahwa te- mannya, Romo Mangun dan seorang Pendeta adalah saudara seiman. Lantas banyak yang protes dan kebe- ratan dengan pernyataan Gus Dur, karena bagaimana mungkin orang yang berbeda agama, dikatakan satu iman.

Tetapi Gus Dur menjawab, iya, karena kita sama-sama beriman kepada Tuhan, tidak kepada setan. Demikianlah Gus Dur, Presiden ke-4 RI, yang senantiasa membawa setiap per- masalahan kepada humor dan ringan, sehingga setiap masalah dapat diselesaikan dengan lebih baik.

Sumber: Yulius Wahyu

Sumber gambar: Dokumen Pribadi Warta Teresa


Post Terkait

Comments