Siapa Bertelinga, Hendaklah Ia Mendengar

Saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus.

Pada hari Minggu Pekan Biasa ke XVII ini, kita mau mendengar sabda Tuhan lewat bacaan injil Mat 13: 24-43 ”Perumpamaan seorang penabur dan perumpamaan tentang lalang diantara gandum”.

Jelas yang dimaksud dalam bacaan injil. Tuan yang menabur benih adalah Anak Manusia. Benih/gandum yang baik adalah anak-anak Allah dan Lalang adalah anak-anak si jahat dan musuh yang menaburkan benih lalang adalah Iblis.

Maka datanglah hamba-hamba Tuan: “Bukankah benih yang baik yang tuan taburkan diladang Tuan?” (Mat 13:27). Mereka terkejut ketika menemukan lalang/gulma (sejenis tanaman liar yang hidup di daerah Palestina yang menggangu keberadaan gandum). Sebab itu mereka sangat terkejut dan berpikir hal itu tidak seharusnya terjadi.

Jika demikian darimanakah lalang/gulma itu berasal? Ini gambaran diri manusia jika mendapati ilusi, mimpi, kehendak, harapan yang kandas akan mencari penjelasan sebab musabab terjadinya dan siapa yang harus disalahkan dan menghukumnya.

Jawaban Yesus tentang siapa yang melakukannya. Dia hanya berkata “seorang musuh telah melakukannya”. Tidak menjelaskan secara rinci. Yesus tidak memberi petunjuk untuk menemukan dan mengusirnya.

Kembali Yesus berkata “biarlah mereka tumbuh bersama“ sebab para hamba ingin memisahkan lalang diantara gandum. Jika salah satunya dicabut, yang lain akan ikut tercabut. Sebab lalang dan gandum ini tumbuh dengan akar yang saling melilit. Yesus lebih menekankan bagaimana gandum tetap dapat bertumbuh daripada bagaimana memusnahkan
lalang. Sikap Yesus yang demikian mengajari kita untuk belajar bertahan di tengah ancaman lalang/gulma untuk tetap dapat bertumbuh. Pertumbuhan lebih penting daripada penyingkiran. Namun sebagai manusia seringkali kita hanya sibuk dan fokus pada penyingkiran lalang.

Allah punya maksud melalui kebersamaan lalang dan gandum yaitu untuk menghasilkan gandum yang baik. Yesus sendiri sudah terlebih dahulu melakukan dan mengalaminya ketika berada dikayu salib. Ia tidak mencabut lalang/gulma. Bagaimana Yesus menghadapinya menjadi teladan bagi kita dalam menghadapi orang-orang (lalang/gulma) yang ada di sekitar kita.

Ia ingin memberi pesan bahwa kita bukan orang yang tepat untuk memusnahkan. Namun pertanyaan bagi kita untuk direnungkan, dimanakah kita menempatkan diri. Menjadi lalangkah? Gandum? Penabur benih yang baik kepada sesama kita? Atau Penabur benih jahat? Namun yang pasti jika kita sudah meyakini janji Allah, kita tidak perlu menjalani kehidupan dengan pesimis karena kejahatan dan kebaikan hidup berdampingan. Bertahan hidup sesuai dengan keberadaan kita sebagai anak-anak Allah, walau penuh pengorbanan dan cobaan hingga waktunya tiba bahwa Allah sudah menentukan akhir zaman nanti.

Penulis : Sr. Loren, SFMA

Gambar : Dokumentasi pribadi Warta Teresa


Post Terkait

Comments