Minggu sore, 3 Maret 2024 selesai misa minggu sore, cuaca mendung-mendung syahdu setelah sebelumnya di siang hari hujan sangat deras di bumi Cikarang ini. Sore itu, di Paroki CIkarang, masih banyak umat yang belum pulang. Telisik sana sini, ternyata ada 2 kegiatan sore itu. Kegiatan yang pertama adalah Rekoleksi anak-anak PAPS sebelum memasuki pekan suci, kegiatan kedua adalah Ngobras (Ngobrol Santai) POT-PAPS untuk para orang tua PAPS. Jadi sambil menunggu anakanak PAPS Rekoleksi, para orang tua berkumpul bersama juga.
Ngobras POT-PAPS ini merupakan salah satu Program Karya POT-PAPS 2024, dengan maksud agar dapat lebih saling mengenal para orang tua PAPS dan bisa saling ngobrol untuk dinamika yang ada di PAPS. Kegiatan dipandu oleh Bu Berta dan Bu Wiwid. Dengan diawali doa pembukaan oleh Bu Bertha. Acara dimulai jam 18.00 dan selesai sekitar jam 20.00.
Acara diawali dengan sesi dari Romo Camel. Dalam kesempatan ini Romo Camel menyampaikan banyak hal. Beliau menyampaikan bahwa pastinya kita sebagai orang tua ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, mencukupi semua kebutuhan, fasilitas, agar anak-anak ini berhasil. Bahkan kadang orang tua perlu membayar mahal, agar anaknya menjadi yang terbaik contohnya dalam bidang pendidikan. Cara ini terkadang diberikan orang tua kepada anak untuk mewujudkan ambisi pribadi orang tua yang mungkin belum terwujud di masa lalu. Fasilitas yang dengan mudah kita berikan bisa menjadi sandungan dan menjadi ketergantungan. Cara-cara seperti ini bisa menciptakan anak yang kurang kuat mentalnya, mudah rentan atau istilah sekarang adalah generasi stroberi. Dari luar terlihat bagus, tapi dalam diri anak tersebut sedikit mengalami suatu masalah sudah langsung lemah. Orang tua terlalu mengintervensi anakanaknya dalam mengambil keputusan. Orang tua boleh bangga atas prestasi anak-anaknya, tetapi kebanggaan tersebut jangan kemudian dijadikan alat untuk mencapai tujuan lain demi anak ini bisa mendapat perhatian yang lebih. Kemudian bagaimana dengan peran serta orang tua dalam mendukung anaknya dalam pelayanan PAPS.
Diharapkan para orang tua menerapkan prinsip PAKAI (Pelayanan Anak Kita Adalah kIta). Istilah “PAKAI” pernah disampaikan pada saat rekoleksi POT-PAPS di Tahun 2023. Bagaimana contohnya? Contohnya ikut mengantar anak latihan PAPS tepat waktu, ikut mendorong anak untuk ikut kegiatan-kegiatan yang ada di PAPS, ikut dalam pelayanan cuci baju, piket mingguan dan membayar iuran PAPS. Dalam dinamika dalam PAPS, pasti ditemukan banyak hal yang naik turun. Orang tua diharapkan jangan terlalu mengintervensi anak-anaknya dalam berdinamika dalam PAPS, contohnya dalam hal Jadwal petugas PAPS. Biarkan anak-anak ini belajar berorganisasi, belajar bekomunikasi. Orang tua tidak perlu sampai ikut masuk dalam ranah pengurus PAPS. Jika orangtua masuk terlalu jauh, maka hal ini akan berdampak kurang baik bagi anaknya sendiri dalam berdinamika di dalam PAPS.
Dalam sesi ini ada tanya jawab dari orang tua. Ada orang tua yang bertanya, “Bagaimana caranya agar orang tua tidak terjebak dalam masa lalu, khususnya dalam pelayanan (masih punya keinginan yang belum tercapai saat masa mudanya dalam hal pelayanan)?”. Romo Camel menyampaikan bahwa orang tua diharapkan bisa wajib memberi contoh untuk aktif juga dalam pelayanannya. Karena anak akan melihat contoh terdekatnya yaitu orang tua. Bagaimana sikap orang tua dalam kegiatan pelayanan, akan dilihat oleh anak-anaknya. Dalam dinamika pelayanan, pasti ada naik turunnya. Segala hal yang kurang baik bisa menjadi bahan evaluasi untuk menjadi baik, untuk hal yang sudah baik agar bisa konsisten dijaga dan dibuat menjadi lebih baik. Di akhir penyampaiannya, Romo Camel menyampaikan bahwa kebaikan dalam pandangan manusia punya batasan, tetapi dalam kehendak Tuhan kebaikan itu mengantar manusia dalam kesempurnaan. Jika dihubungkan dengan makna Paskah, bisa diambil kesimpulan bahwa keselamatan Allah nyata bagi manusia yang menyadari adanya batasan dalam diri manusia sehingga setiap kesempatan yang diterima oleh manusia bisa di dapat karena melalui pengorbanan Tuhan. Dan Romo Camel mengajak para orang tua untuk menatap masa depan, menanggalkan masa lalu dan bersiap untuk yang akan datang.
Setelah sesi Romo Camel, dilanjutkan pengantar dari Pak Henry Ateng (DPH Bidang Peribadatan) yang menjelaskan kembali bagaimana POT ini dibentuk, dengan tujuan untuk mendukung setiap kegiatan anak-anak PAPS dan sebagai sarana orang tua untuk memberikan pelayanan terbaiknya. POT PAPS sebagai contoh di KAJ, bahwa ada paguyuban yang mengurus urusan-urusan yang dibutuhkan anak-anak PAPS dalam berkegiatan.
Dilanjutkan dengan sesi dari pendamping PAPS oleh Bu Yuli dan Bu Esti. Dalam sesi ini banyak yang bertanya terkait penjadwalan,dan hal-hal yang terjadi dalam PAPS. Ada beberapa hal yang bisa dirangkum, yaitu :
1. Penjadwalan dibuat dengan terlebih dahulu dibuat kelompokkelompok kecil. Setelah ada kelompok-kelompok kecil kemudian dimasukan dalam jadwal besarnya
2. Untuk tugas-tugas besar biasanya ada syarat-syarat tertentu yang wajib dipatuhi untuk semua anak PAPS, yaitu :• Mengikuti kegiatan rekoleksi sebelumnya• Melihat kerajinan, kehadiran, kemampuan, cepat tanggap pada saat latihan maupun tugas, dan juga evaluasi dari pembina PAPS
3. Setiap ada yang tidak bisa tugas, anak-anak sudah langsung berkomunikasi di grup WA Anak PAPS jika mereka sudah bertukar tugas dengan temannya maka akan info di grup besar juga bahwa sudah dapat petugas pengganti.
4. Jika dalam suatu tugas pas hari H, ternyata ada yang tidak datang, tetap bertugas dengan jumlah PAPS apa adanya.
5. Untuk kakak adik, pada saat penjadwalan dibuat bersama-sama. Hanya untuk anak PAPS kakak adik yang lebih lama di PAPS, jadwalnya di pisah, karena mereka ini dijadikan sebagai petugas koordinator kelompok kecil
Sesi ditutup dengan penjelasan dari Bu Yanti terkait dengan kegiatan-kegiatan yang ada di POT-PAPS. Disampaikan tentang 9 prokar POT PAPS dan kegiatan yang ada di POT, bahwa ada 3 kegiatan rutin POT PAPS, yaitu:
1. Piket cuci jubah (terjadwal), untuk mencuci bisa sendiri atau mencuci ke laundry UMKM
2. Piket Misa , Orang tua (terjadwal) pada saat sebelum misa wajib ikut ke area ganti PAPS
3. Membayar iuran rutin sebesar Rp 10.000/KK. Untuk mendukung kegiatan anak PAPS. Karena kegiatan anak PAPS banyak sekali.
Diharapkan para orang tua dapat mengambil bagian dan partisipasi dalam kegiatan rutin POT tersebut, agar pelayanan dapat dilakukan dengan maksimal.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 20.00, acara ngobras perdana selesai dilaksanakan. Acara diikuti oleh 120 orang tua. Sangat menyenangkan sekali kegiatan ini. Pada orang tua juga merasa puas dengan isi dari kegiatan ini. Semoga di kegiatan ngobras berikutnya, dapat diselenggarakan menjadi lebih menarik lagi.
Mari dukung anak kita dengan prinsip PAKAI (Pelayanan Anak Kita Adalah kIta). Semangat melayani dan Tuhan Yesus Memberkati.
Liputan dan Foto : Prima (POT-PAPS)