Saudara-saudari yang terkasih hari ini kita memasuki Hari Minggu Palma, perayaam ini menandai bahwa kita memasuki Pekan Suci. Perayaan Minggu Palma diawali dengan perarakan mengenangkan Tuhan Yesus memasuki Kota Yerusalem. Orang-orang bersorak memuji dengan melambaikan daun palma. Daun palma melambangkan harapan dan kehidupan. Tuhan Yesus adalah Raja yang memberikan harapan dan kehidupan. Dia adalah seorang Raja yang tidak menunggangi kuda perang yang gagah perkasa, tetapi menunggangi seekor keledai. Tidak ada kegagahan dari seekor keledai. Keledai adalah binatang yang selalu dibebani beban berat. Yesus adalah Raja yang harus menanggung beban dosa kita yang berat.
Hari ini kita juga merenungkan kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus. Setelah dielu-elukan dengan sorak sorai dan gegap gempita, suasana berubah menjadi ketegangan, kengerian, kebengisan, kemanusiaan yang diinjak-injak. Tuhan Yesus dikhianati, ditangkap, dituduh, difitnah, dan dijatuhi hukuman mati di kayu salib. Orang-orang yang bersorak gegap gempita menghilang. Ada yang lari, sembunyi, bahkan menyangkal Tuhan Yesus. Tuhan Yesus sendirian seperti keledai yang dibebani beban yang berat. Mata orang-orang sudah tertutup terhadap kebenaran. Inilah jalan penderitaan yang harus dilalui Tuhan demi cintaNya kepada kita umat manusia. Ia taat dan rela menanggungnya sendirian menjadi Hamba; Hamba yang menderita.
Saudari-saudaraku yang terkasih, apa yang bisa kita renungkan pada perayaan Minggu Palma ini? Seperti daun palma, hidup kita menunjukkan kehidupan dan harapan karena sudah dibebaskan dari dosa oleh penebusan dengan penderitaan Yesus. Hidup kita menjadi hidup untuk memuji dan memuliakan Tuhan Yesus Kristus. Hidup kita selalu mengungkapkan rasa syukur atas keselamatan yang diberikan oleh Yesus Kristus Tuhan kita. Amin. Tuhan Memberkati.
Penulis : Rm. Antara. Pr
Gambar : Dokumentasi pribadi Warta Teresa