Terima Kasih

Injil pada minggu ini dengan keras menegur iman kepercayaan para murid kepada Yesus. Dalam rasa takut dan cemas, para murid kalut dan meminta Yesus untuk menolong mereka yang terombang-ambing di dalam perahu di kala badai taufan menerjang. Yesus masih tertidur di dalam perahu dan para murid dengan tidak sopan mengatakan, “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?” Yesus bangun, menenangkan badai, dan menegur para murid, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”

Pernyataan Yesus mengantar saya pada syukur yang teramat besar boleh melayani di Paroki Cikarang. Banyak perjumpaan dengan orang-orang baru, pengalaman baru, serta situasi yang baru. Pengalaman yang diawali dengan rasa cemas apakah saya mampu melewatinya, nyatanya berganti menjadi syukur karena mampu melewatinya.

Saya belajar banyak hal di Paroki Cikarang. Belajar mengenai arti pelayanan, arti berbagi, arti kasih, dan arti kerendahan hati. Di Paroki Cikarang saya juga dimampukan untuk lebih mengenal diri saya dan berproses di dalamnya. Saya percaya, perjalanan setahun di Paroki Cikarang telah membentuk saya menjadi pribadi yang lebih dewasa, bertanggungjawab, dan yang paling utama menjadi lebih beriman kepada Tuhan.

Saya ucapkan terima kasih kepada para romo, para suster, para bruder, orang muda, dan bapak-ibu sekalian yang senantiasa membantu saya dalam berformasi di tempat ini. Saya ucapakan mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada tindakan dan ucapan saya yang tidak berkenan dan berharap bisa berjumpa lagi di lain kesempatan. Tuhan memberkati.

fr. Marcellino Mario Amput


Post Terkait

Comments