Berkat Natal 2019 dan hikmat Tahun Baru 2020 menjadi kekuatan umat Kristiani untuk melaksanakan keadilan sehingga bangsa sejahtera. Kita adil, Bangsa sejahtera. Tanpa terduga, pada awal tahun baru 2020, bencana banjir besar melanda Jakarta-Depok-Tangerang-Bekasi (Jadetabek), termasuk beberapa lingkungan di Paroki Cikarang seperti Lingkungan Ratu Rosari, Petrus dan sebagainya.
Jerit derita keluarga-keluarga, air mata kesedihan, upaya dan ketabahan berlangsung sampai pada batas kemampuan, menjadi saksi derasnya air memasuki rumah, tak berdaya melihat wajah cemas anggota keluarga terutama lansia dan anak-anak, serta menatap pasrah ketika harta bendanya hanyut terbawa arus atau rusak. Kita umat Kristiani sekarang ini sedang hidup bersama warga sekitar yang mendamba karya-karya kasih dan keadilan. Di situlah nilai-nilai ajaran sosial Gereja mengundang untuk dipraktikkan.
Menurut Docat Indonesia - Apa yang harus dilakukan?, ada tiga nilai fundamental dalam ajaransosial Gereja : kebenaran, kebebasan dan keadilan. Namun koeksistensi manusia yang benar-benar sempurna membutuhkan pula cinta dan belas kasih. Thomas Aquino mengatakan: “Keadilan tanpa belas kasih adalah kekejaman; belas kasih tanpa keadilan adalah induk perpecahan.” (Docat Indonesia 105; Bdk. Bismoko Mahamboro dan Tim Kanisius (penerjemah), 2016:104)
Lebih lanjut ajaran sosial Gereja menegaskan mengapa kita harus bertindak berdasarkan prinsip-prinsip kesejahteraan umum, pribadi (martabat manusia), solidaritas dan subsidiaritas? Jawabannya adalah “menjadi manusia berarti turut ambil bagian dalam bertanggung jawab. Tak satu manusiapun yang dengan akal sehat menempatkan dirinya di luar kehidupan sosial. Melalui hukum kasih kepada Allah dan sesama, orang Kristiani sekali lagi diwajibkan secara moral untuk menolong sesamanya, melayani kesejahteraan umum, menolong setiap pribadi untuk hidup bermartabat, menjalani hidup yang sungguh manusiawi dan melindungi hak asasi kelompok dan golongan” (Docat Indonesia 86; Bdk. Bismoko Mahamboro dan Tim Kanisius (penerjemah), 2016:93).
Dokumen anjuran apostolik Evangelii Gaudium mengajarkan bahwa : “Menjadi murid berartidisposisi batin yang tetap untuk selalu siap membawa kasih Yesus kepada sesama. Tuntutan kasih kesiapsediaan semacam ini bisa dituntut secara tak terduga dimana saja, di taman kota, selama bekerja, atau di saat perjalanan” (Paus Fransiskus, anjuran apostolik Evangelii Gaudium (20013),127; Bdk. Bismoko Mahamboro dan Tim Kanisius (penerjemah), 2016:301).
Dengan demikian kita umat Kristiani terpanggil untuk mewujudkan nilai-nilai ajaran sosial Gereja dimanapun kita berada. Berani berlaku adil penuh kasih bagi siapapun yang sekarang sedang kesulitan. Kepekaan terhadap keadaan orang-orang di sekitar membantu umat Kristiani mengenal Tuhan yang sedang melakukan karya penyelamatan melalui karya nyata bersama warga masyarakat serta praktik semangat kemuridan.
Penulis : Andreas Yumarma
Sumber: Bismoko Mahamboro dan tim Kanisius (penerjemah), 2016, DOCAT Indonesia. Apa yang harus dilakukan?, Yogyakarata: Penerbit PT Kanisius
Gambar : Dokumentasi pribadi Warta Teresa
JavaScript diperlukan untuk pengalaman terbaik. Silakan aktifkan JavaScript di pengaturan browser Anda.