Misa Laudato Si dan Forum Focus Groups Discussion Lingkungan Hidup

Puji tuhan, akhirnya Lingkungan Hidup Paroki bisa mengadakan Forum Focus Group Discussion (FGD) dan Misa Laudato Si sebagai dasar langkah awal mempersiapkan untuk program karya Lingkungan Hidup 2023.

 

Acara diselenggarakan pada hari Minggu, 20 November 2022 di dormitori Politeknik ATMI Cikarang yang dihadiri 45 orang perwakilan LH dari tiap Lingkungan. Kami bersyukur meskipun masih banyak LH lingkungan yang belum bisa hadir dan juga masih banyak dari lingkungan yang belum ada perwakilan seksi LH, acara berjalan dengan penuh khidmat. Acara diawali dengan Misa Laudato Si yang di pimpin oleh Romo Kristiono Puspo, SJ atau akrab di panggil Romo Kris. Nuansa dekorasi Misa kali ini berkonsep kesederhanaan yaitu “lesehan” dengan meja altar menggunakan produk daur ulang tutup botol plastik hasil kolaborasi Workshop ATMI dengan tim LH.

Dalam sambutannya Bapak Yulius Kusdiantara, DPH Pendamping Bidang Kesaksian juga mengingatkan supaya gerakan ekologis ini bisa dilakukan bersama-sama tidak hanya lingkup LH Paroki juga bisa menyentuh umat gereja juga masyarakat di RT dan RW. Budaya membawa tumbler juga diingatkan kembali sebagai budaya gereja di masyarakat.

MISA LAUDATO SI (Pertobatan Ekologis Dalam Kerangka Liturgis)

Tema Bacaan Injil pada hari itu sangat cocok dengan ujub doa dan harapan dari Misa Laudato Si yaitu Kristus Raja Alam Semesta. Pada saat homili Romo Kris mengungkapkan bahwa Kristus Raja Alam Semesta yang artinya Ia sungguh hadir pada semua ciptaan-Nya. Tanda kehadiran-Nya sama dengan sakramen. Jika air, udara, tanah, pohon dan seluruh ciptaan-Nya merupakan tanda kehadiran-Nya maka seharusnya ada sakramen air, sakramen udara dan sebagainya. Itulah sebenarnya makna sakramen kehidupan yaitu merasakan tanda kehadiran Tuhan yang menyelamatkan pada setiap ciptaan-Nya. Jika setiap dari kita sungguh merasakan sakramen tersebut maka tidak ada lagi keserakahan, ekploitasi besar-besaran terhadap alam, acuh tak acuh dan sikap pemborosan yang muncul dari diri kita. Tetapi yang muncul adalah cinta dan penghargaan terhadap alam yang semesta sebagai sarana kita untuk
memuliakan Tuhan Raja Alam Semesta. Romo Kris juga mengajak kita semua untuk
movement yaitu tidak hanya berhenti sampai pada memilah sampah tapi juga harus sampai end-product.

PROGRAM KARYA LINGKUNGAN HIDUP
Beberapa poin yang diangkat menjadi latar belakang tentang kondisi rumah kita bersama. Dalam lingkup kecil timbulan sampah di kabupaten Bekasi menurut data Kementerian Lingkungan Hidup adalah 2.400 ton per hari. Sementara TPA Burangkeng adalah satu-satunya TPA di Kabupaten Bekasi yang menampung timbulan sampah dari 23 kecamatan dengan status overload per tahun 2015. TPA Burangkeng per hari menampung 800 ton atau 130 truk sampah per hari. Itu artinya banyak sampah yang bertumpuk tidak pada tempat semestinya. 
Yang pada saat ini bisa disaksikan munculnya banyak TPS illegal, sampah di jalan, sungai dan laut yang pada akhirnya menjadi masalah pada keanekaragaman hayati, sosial-ekonomi, Kesehatan, pariwisata bahkan nasib generasi mendatang.

Maka dari itu perlu kesadaran dan kepedulian dari diri kita masing-masing untuk minimal memilah dan mengolah sampah yang timbul dari rumah tangga kita masing-masing sebagai bentuk belarasa kita kepada umat atau masyarakat pra sejahtera. Pada  Laudato Si menyebutkan bahwa yang paling merasakan dampak dari imbas kerusakan ekologi adalah kaum miskin.

Landasan Karya Lingkungan Hidup selaras dengan tema ARDAS tentang mewujudkan 5 Ajaran Sosial Gereja yang pada Tahun 2023 bertemakan "Kesejahteraan Bersama” dan Rencana Mewujudkan Paroki Ramah Lingkungan dan Laudato Si movement. Program utama yang akan diangkat yaitu Edukasi Pemilahan Sampah; Edukasi Budaya Air Hujan; Pengumpulan sampah berbasis Bank Sampah; Penulisan Warta Ekologis.

Pada sesi Focus Group Discussion (FGD) banyak antusiasme, masukan dan usulan yang bermanfaat serta kendala serta tantangan saat ini. Sehingga tidak menutup kemungkinan program baru yang di usulkan dari berbagai lingkungan bisa di adopsi sebagai karya bersama.

TOUR ATMI UPCYCLE WASTE MANAGEMENT

Pada sesi ini Romo Kris mengenalkan workshop daur ulang plastik dan mekanisme proses daur ulang menjadi end-product. Romo Kris mengatakan bahwa ATMI Upcycle juga bagian dari Paroki Cikarang sehingga terbuka bagi umat untuk turut terlibat dalam proses pembuatan daur ulang. Umat diajak untuk kolekte tutup botol plastik yang akan diwujudkan menjadi barang bermanfaat produk salah satunya adalah meja. Yang pada dasarnya kesadaran dan aksi ini menjadi sarana kita untuk berbelarasa kepada masyarakat pra-sejahtera dan menjadi salah satu bentuk Laudato Si movement kita.  Umat yang mau melakukan pengumpulan tutup botol bisa langsung di kampus ATMI atau bisa menghubungi perwakilan LH di lingkungannya.

KONSUMSI RAMAH LINGKUNGAN
Pada acara ini kami menghidangkan snack dan makan siang yang ramah lingkungan. Snack atau makanan ringan terdiri dari rebusan jagung, kacang, singkong. Makan siang yang dihidangkan adalah nasi langgi yang dibungkus daun pisang. Setiap peserta sudah diimbau untuk membawa tumbler masing-masing dari rumah. Panitia hanya menyediakan air isi ulang,
sendok makan, gelas bagi yang tidak membawa tumbler dan juga peserta bisa mencicipi salah satu display “banyu setrum” yaitu air hujan yang dielektrolisis. Harapan kami ini bisa menjadi contoh bagi panitia acara dalam penyediaan konsumsi pada saat ada acara rapat atau event sebagai warna baru di Paroki Cikarang tercinta ini.

Liputan dan Foto : Sekretaris Humas Lingkungan Hidup Teresa



Post Terkait

Comments