Lawatan Paus Fransiskus dan Kesaksian Iman yang Cemerlang dan Inspiratif Teresian

“Saudara-saudara terkasih, saya bersyukur kepada Tuhan atas kesaksian iman yang cemerlang dan inspiratif Santa Terasa dari Calcuta, marilah dengan penuh keyakinan menyampaikan doa-doa kita”. Itulah rumusan pembuka doa umat pada Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Bapa Suci Sri Paus Fransiskus bersama kurang lebih 85.000 umat katolik di Gedung Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Kamis 5 September 2024, Perayaan Ekaristi mulia bersama Sri Paus Fransiskus mengusung tema, “Iman, Persaudaraan dan Belarasa”.

Paroki Cikarang, Gereja Santa Teresa dari Kalkuta melalui kebijakan dari Pator paroki dan dewan paroki memutuskan untuk mengajak segenap umat yang tidak bisa hadir di GBK supaya bisa hadir di Trinitas dan mengikuti perayaan Ekaristi online bersama Sri Paus Fransiskus, bertepatan dengan Pesta Orang Kudus, Santa Teresa dari Kalkuta, sekaligus Nama Pelindung Paroki Gereja Cikarang yang ke 20 tahun. Bukanlah sebuah kebetulan kalau Perayaan Misa Suci bersama segenap umat kaatolik dari seluruh Indonesia jatuh pada Hari Istimnewa peringatan meninggalnya Bunda Teresa Kalkuta, sang bunda yang telah mendedikasikan seluruh diri dan hidupnya untuk melayani kaum miskin, sakit, dan terpinggirkan. Seperti Santa Teresa dengan segala keutamaan dan kebajikan hidup dalam pelayanannya kepada orang banyak, demikian Bapa Suci Fransiskus telah menjadi man of World, man for others, alias pribadi (terkenal) dunia dan menjadi sesama bagi semua orang maupun bagi alam ciptaan. Beberapa Kesaksian Iman yang cemerlang dan inspiratif integratif-kosmis ini telah menjadi highlight media lokal maupun global, berbahasa Inggris ataupun bahasa Indonesia yang dapat dibaca semua orang melalui media cetak ataupun elektronik yang ada.

Potret Kesederhanaan Paus Fransiskus dalam Kunjungan ke Indonesia. Pemimpin Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus, mengunjungi Indonesia pada Selasa (3/9) hingga Jumat (6/9). Gambaran kesederhanaan pun terlihat dalam kunjungan Apostolik kali ini. Sri Paus membawa kesahajaan dan keseder hanaan seorang pemimpin besar. Sri Paus memilih untuk menggunakan sebuah pesawat komersial ITA Airways dan mau menempuh perjalanan jauh selama 13 jam dari kediamannya di Vatikan-Roma sampai ke Indonesia. Pesawat yang ditumpangi tidak memilih untuk mendarat di tempat istimewa sebaliknya mendarat di Terminal 3 Bandara Soekarna-Hatta, Tangerang. Paus Fransiskus dijemput dengan mobil Innova Zenix saat tiba di Indonesia dalam lawatan Apostoliknhya. Ia, Sri Paus bahkan memilih untuk duduk persis di samping kursi sang pengemudi, membuka kaca jendela dan melambai-lambaikan tangan kepada khalayak ramai, yang sudah berjejal sepanjang jalan menyaksikan dari dekat sosok Bapa Suci. Bahkan mobil yang ditumpangi Bapak Suci sempat ber- henti karena Sri Paus mau menyalami sang ibu hamil sambil menggendong puteranya mendekat dan membiarkan Bapa Suci menyalami mereka sebelum menyerahkan kenang-kenangan sebuah dompet kecil berisi Rosario.

Pope Francis’s Visit to Indonesia: A Historic Moment Strengthening Global Peace (Ministry of foreign affairs of the republic of indonesia). Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia: Momen Bersejarah Memperkuat Komitmen Perdamaian Global Commitment, demikian rubrik yang ada pada laman Kementerian Luar negeri Republik Indonesia.

Jakarta, Indonesia – Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024 telah menekankan pesan toleransi antaragama, persatuan, dan perdamaian global di tengah meningkatnya ketegangan di beberapa belahan dunia. Dalam pertemuan bilateral di Istana Merdeka pada 4 September, Presiden Indonesia menyoroti pentingnya perdamaian dan toleransi di dunia yang penuh dengan tantangan. "Semangat perdamaian dan toleransi inilah yang ingin disebarkan Indonesia, bersama Vatikan, ke seluruh dunia," kata Presiden Jokowi. Paus Fransiskus menyerukan perdamaian dunia, menyatakan bahwa perang adalah kekalahan bagi seluruh umat manusia. Dia juga menyatakan kekaguman terhadap pemuda Indonesia, menekankan pentingnya pendidikan dalam mengajarkan anakanak untuk menghargai keberagaman.

Paus disambut Imam Besar Nasarudin Umar di Masjid Istiqlal. Pada hari ketiga kunjungannya, Paus Fransiskus disambut oleh Imam Besar Nasaruddin Umar di Masjid Istiqlal pada tanggal 5 September. Kedua pemimpin menandatangani Deklarasi Bersama Istiqlal 2024: Membina Kerukunan Umat Beragama untuk Demi Kemanusiaan dengan tokoh agama lainnya di Indonesia Deklarasi tersebut menggarisbawahi peran penting agama dalam mengatasi dehumanisasi dan peruba han iklim. Paus juga mengunjungi bagian depan Terowongan Silaturahmi, yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Katedral Jakarta, melambangkan kerukunan umat beragama di Indonesia. Kunjungan Paus Fransiskus ini merupakan yang ketiga setelah Paus Paulus VI dan Paus Yohanes Paulus II berkunjung ke Indonesia pada tahun 1970 dan 1989. Indonesia adalah negara pertama dalam tur Asia-Ocenia, sebelum Sri Paus melanjutkan perjalanannya ke Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.

Berkat Paus Fransiskus untuk anak Pengidap Kanker. Bisa bertemu Paus Fransiskus tentu menjadi harapan dari puluhan ribu umat Katolik yang ada di tanah air. Namun, bocah 5 tahun bernama Meru, barangkali menjadi orang yang paling menginginkannya untuk mendapat berkat dari Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik itu.

Paus Fransiskus memberkati Bibit Mangrove. Kepedulian kedpada lingkungan hidup tidak terpisahkan dari kesaksian hidup Paus Fransiskus. ‘Bumi rumah kita bersama’ dalam ensiklik Laudato Si telah merebut referensi semua pihak seantero jagad ini. Lawatan Apostolik ke Indonesia beberapa waktu lalu tidak luput dari kepedulian Sri Paus. Paus Fransiskus telah memberikan berkat untuk 5 bibit pohon mangrove yang akan ditanam kembali di 5 provinsi yang ada di Indonesia yakni,

DKI Jakarta, Sumatra Barat, Nusa Tenggara Timur, Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Bali. Detik Bali mencatat, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan menanam satu bibit bakau (mangrove) yang diberkati Pemimpin Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus. Bibit bakau itu ditanam di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-kura Bali, Denpasar, Minggu (8/9/2024).

Solidaritas dan subsidiaritas TeresianFransiskan sebagai buah ajaran Kristus. Bunda Teresa dari Kalkuta telah menjadi orang kudus dan hidup mulia di hadapan Tuhan. Spiritualitas dan teladan hidup menjadi warisan istimewa tidak hanya bagi komunitas religius yang didirikannya, sebaliknya menjadi panutan segenap umat dan masyarakat dunia unituk menjadi sesama yang baik bagi orang lain, khususnya bagi yang menderit dan terpinggirkan. Solidaritan dan subsidiaritas Teresian, demikian juga Fransiskan seperti yang telah dicontohkan oleh Sri Paus Fransiskus melalui kunjungan Apostoliknya di Indonesia sarat dengan iman, persaudaraan dan bela-rasa baik kepada sesama saudara walau saling berbeda, serta dalam kepedulian kepada alam ciptaan Tuhan.

Penulis : Bruno Rumyaru - Tim Kontributor Kolom Katakese

Foto : Dokumentasi pribadi Warta Teresa


Post Terkait

Comments