Ia yang Menderita, Wafat, Bangkit dan Hadir untuk Manusia

Sesaat setelah Yesus harus menderita dan wafat di kayu salib, para murid mendapati diri mereka bingung. Mereka mengalami ketakutan, kecemasan, bahkan mereka sampai putus asa. Meski dalam Injil diceritakan bahwa para Yesus sudah menampakkan diri-Nya pada para wanita yang nyekar ke makam-Nya dan pada 2 murid di Emaus, namun mereka masih belum yakin akan kebangkitan Tuhan.

Perasaan negatif masih menyelimuti mereka yang tampak tidak tahu arah hidup setelah ini. Baru pada penampakan Yesus yang ketiga, para murid percaya bahwa Kristus sudah bangkit.

Bacaan Injil hari ini berbicara mengenai penampakan ketiga Yesus di hadapan hampir seluruh murid-Nya (kecuali Tomas). Peristiwa ini membuka mata hati dan mata iman para  murid yang awalnya takut dan tidak berpengharapan, menjadi penuh sukacita dan benar-benar percaya. Kristus yang diutus Bapa telah menderita, wafat, dan kini bangkit, benar-benar dirasakan secara langsung oleh para murid yang hidup bersama dengan-Nya. Lalu apa refleksi yang dapat kita ambil dari pengalaman penampakan ketiga?

Sebagai manusia, kerapkali kita sulit untuk percaya untuk rahmat-rahmat Allah yang ada. Butuh beberapa bukti konkret untuk mengetuk hati manusia percaya bahwa Allah bekerja dalam setiap hal yang dilakukan. Seringkali manusia hanya memainkan akal budinya saja sehingga tidak mampu menangkap tanda kasih dari Allah. Hal ini semakin sulit ketika kita sedang dilanda nestapa, kesedihan, kesialan, kegundahan, atau mungkin kebimbangan. Iman kita seakan buntu dan segala macam bentuk rahmat Tuhan untuk kita seringkali berlalu begitu saja tanpa kita sadar. Padahal, ketika kita sedang mengalami kekeringan, sebenarnya Alah sedang berkarya dalam hidup kita dengan cara-Nya yang tidak terduga. Allah hanya ingin kita menyadari bahwa diri kita membutuhkan Dirinya dan mencintai Dia sepenuh hati kita.

Mesias memang diutus untuk menderita. Akan tetapi, penderitaan dan wafat-Nya di salib bukan akhir dari segalanya. Ada kebangkitan yang seharusnya menjadi api penyulut semangat kita. Para murid pun membutuhkan waktu cukup lama untuk yakin bahwa Kristus telah bangkit dan mengubah keputusasaan mereka. Oleh karena itu, kita semua diajak untuk menyadari rahmat Allah yang senantiasa hadir dalam hidup kita dan tidak berhenti pada penderitaan dan tantangan yang sedang kita hadapi. Semoga kebangkitan Tuhan memapukan kita untuk merasakan kehadiranNya dalam hidup harian kita.

Penulis : Fr. Marcellino Mario Amput

Gambar : Dokumentasi pribadi Warta Teresa


Post Terkait

Comments