Hendaknya Terangmu Bercahaya di Depan Orang

Saudari-saudaraku yang terkasih, hari ini kita memasuki hari Minggu Pekan Biasa V, Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita semua akan misi perutusan kita. Seruan Yesus sangat jelas: “Kamulah Terang Dunia dan kamulah Garam Dunia” (Matius 5:13.14). Seruan Yesus itu menegaskan bahwa kita dilibatkan oleh Allah dalam melaksanakan karya penyelamatanNya dengan mengundang kita menjadi “Manusia Terang”. Sebagai manusia Terang, Tuhan mengharapkan: “Hendaklah terangmu bercahaya di depan semua orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga” (Matius 5:16).

Yesaya dalam bacaan pertama (Yes 58:7-10) menerangkan sifat manusia terang. Manusia Terang adalah manusia yang melalukan perbuatan-perbuatan baik. Dalam relasi social kemasyarakatan, orang tidak melakukan fitnah dan penindasan terhadap orang lain, tetapi secara sukarela  membagi makanannya bagi yang lapar dan miskin; memberikan pakaian bagi yang telanjang; berlaku benar, tulus, adil dan jujur terhadap sesama. Sedangkan dalam bidang perayaan keagamaan, orang itu ikut aktif melakukan perayaan liturgis sakramental serta doa yang tulus. Inilah tanda bahwa iman seseorang itu hidup.

Iman yang hidup menurut Rasul Paulus agar kita tidak menyombongkan diri: “Supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah” (1Kor 2:5). Sebagai orang beriman, kita bergantung pada hikmat Allah dan mengembalikan segala prestasi dan kebaikan yang kita lalukan kepada Allah.

Dengan demikian, jelaslah bahwa manusia Terang adalah manusia yang berjuang hidup berdasarkan nilai-nilai Injili, yakni belaskasih, solider, kasih, pengharapan, keadilan, menghormati sesama manusia, kejujuran, kerendahan hati, serta merawat kelestarian lingkungan alam semesta. Itulah kualitas hidup yang mesti dimiliki dan dipraktekkan oleh kita semua muridmurid Kristus. Berbekal praktek hidup atas dasar nilai-nilai Injili itu, kita mampu menjadi “Garam Dunia”. Maka seruan “Garamilah dunia Nusantara ini dengan hidup atas dasar nilai-nilai Injili” harus diwartakan dan dilaksanakan dalam hidup sehari-hari.

Tentu tidak dipungkiri bahwa ada juga pengaruh-pengaruh kuasa dosa dan jahat dalam masyarakat kita. Manusia seperti itu adalah manusia yang sedang hidup dalam “kegelapan”. Dialah anak-anak “kegelapan”, perilaku dan perbuatannya membawa perpecahan. Manusia seperti itu tidak mau membangun perdamaian, berlaku tidak adil terhadap sesama.

Sabda Tuhan Minggu ini menuntun kita untuk memilih dan memutuskan menjadi “Manusia Terang”. Kita menolak wawasan hidup yang membawa “kegelapan” dalam masyarakat bangsa kita. Maka, “Garamilah Bumi Cikarang, Bumi Nusantara tercinta ini dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik”. Di tangan manusia-manusia Terang, kita semua muridmurid Kristus, Indonesia terus membangun dirinya menjadi negara yang mensejahterakan warganya. Tuhan memberkati.

Penulis : Rm. Antara, Pr


Post Terkait

Comments