Dalam karya pelayanan Paulus, Efesus menjadi bagian dalam perjalanan misi yang ke dua. Paulus tinggal di Efesus kira-kira 3 tahun lamanya (lih. Kis. 19:1-41). Pada zaman itu, Efesus merupakan kota perdagangan dan memiliki peran penting. Saat Paulus melanjutkan perjalanan misinya, hubungan ia dengan jemaat Efesus terus dilakukan. Pada hari ini kita dengarkan dalam bacaan kedua, bagian pertama dari surat Paulus kepada jemaat di Efesus mengenai kekayaan orang-orang yang terpilih (Efesus 1:3-14).
Sebab dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan dan kasih karunia-Nya.-Efesus 3:7-
Bagian yang menarik dari surat Paulus ini adalah pernyataan yang menegaskan bahwa Pribadi Kristus merupakan pilihan Allah yang dipakai untuk penyelamatan manusia. Jemaat mendapat penguatan dalam nama Allah melalui kisah Yesus yang memberi diri-Nya dirinya bagi keselamatan orang yang percaya pada-Nya. Peneguhan ini beralasan mengingat Paulus memahami bagaimana karakter dari jemaat yang sebelumnya menyembah dewa-dewa. Dalam pengalaman Paulus sendiri saat berada di Efesus, ia dihakimi oleh karena banyak jemaat Efesus yang percaya dan bertobat kepada Tuhan sehingga mempengaruhi hasil para pematung dewa-dewa. Banyak orang bertobat dan percaya pda Kristus maka semakin sedikit yang membeli patung dewa-dewa yang pematung buat.
Bruder, suster, ibu, bapak, saudara sekalian, hal demikian terjadi pada kita yang menyakini akan hidup kita bersama Tuhan. Kita mendengar kebenaran yaitu injil keselamatan layaknya jemaat Efesus (Ef. 1:13). Dengan keyakinan demikian maka pesan Paulus hendak memberi penekanan pada kita unutk menjadi jemaat yang teguh dalam iman. Percobaan yang kita hadapi bukan untuk melemahkan keyakinan iman, melainkan untuk membentuk ketekunan iman sehingga bisa menghadapi percobaan itu. Percobaan hidup di satu sisi yang melemahkan iman dengan terlena dengan arus dunia, seperti judi, mabuk, nyontek, munafik, sirik, iri hati dan sebagainya. Percobaan yang membuat hidup ini seperti nyaman dengan dosa yang kita buat.
Percobaan yang mau kita hadapi dengan berbekal surat Paulus ini membentuk kita menjadi pribadi yang bisa mengampuni, berhikmat, pengertian dan kerelaan sehingga sukacita kita rasakan dalam tinggal bersama Tuhan. Tuhan, dalam pribadi Yesus, menunjukkan kerelaan yang dari semula ditetapkan Allah Bapa (Ef.1:9).
Marilah untuk kita bersama memaknai perjalanan bersama dengan Tuhan sebagai kesatuan yang tidak dipisahkan layaknya Allah yang menetapkan kesatuan Kristus sebagai Kepala segala sesuatu baik di surga maupun di bumi (Ef.1:10). Kesatuan demikian yang menguatkan untuk kita menghadapi percobaan, sehingga panggilan kita sebagai murid-Nya membawa pertobatan bagi banyak orang, kesembuhan bagi orang sakit dan mengusir si jahat (Mrk.6:13).
Penulis : Rm. Camellus Delelis Da Cunha, Pr
Gambar : Dokumentasi pribadi Warta Teresa