PENGANTAR
Kegembiraan dan Harapan , Duka dan Kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga. Tiada sesuatu pun yang sungguh manusiawi, yang tak bergema di hati mereka.(bdk Konstitusi-Gaudium-et-spes/GS Pendahuluan).
“Lingkungan digital merupakan ciri dunia kontemporer. Sebagian besar umat manusia tenggelam dalam cara yang rutin dan berkelanjutan. Tidak lagi hanya sebatas ‘menggunakan’ alat komunikasi, melainkan hidup dalam sebuah budaya yang hampir seluruhnya digital. Hal itu telah sangat mempengaruhi konsep ruang dan waktu, persepsi terhadap diri sendiri, orang lain dan dunia, berdasarkan cara berkomunikasi, cara belajar, cara mendapatkan informasi, dan cara berelasi dengan orang lain”. Sinode ini mengajak kita menyadari adanya tsunami digital yang membawa perubahan yang maha hebat dalam kehidupan umat manusia dan Gereja tentunya. (Dokumen Akhir dari Sidang Umum Biasa XV Sinode Para Uskup, 27 Oktober 2018, artikel 21).
Sebagaimana yang kita alami baik secara sadar atau tidak bahwa saat ini kita hidup di dalam era digital yaitu suatu era yang ditandai oleh dominasi teknologi digital, seperti internet, komputer, perangkat mobile yaitu perangkat elektronik yang dirancang untuk digunakan secara portabel dan mudah dibawa. Perangkat mobile biasanya memiliki ukuran yang lebih kecil dan lebih ringan daripada perangkat komputer tradisional. Contoh perangkat mobile termasuk smartphone, tablet, smartwatch, dan laptop yang dapat dibawa-bawa perangkat mobile memungkinkan pengguna untuk tetap terhubung, mengakses informasi, dan menjalankan berbagai tugas di mana pun mereka berada, karena perangkat ini mudah dibawa dan memiliki kemampuan yang serbaguna.
Pertumbuhan dan perkembangan teknologi digital yang sangat cepat dan merambah hampir semua bidang telah menimbulkan dampak yang sangat besar dan signifikan kepada perubahan cara hidup secara cepat dan mendasar.
A. BEBERAPA PERUBAHAN YANG TERJADI DI ERA DIGITAL: 1. Komunikasi: Era digital telah mengubah cara kita berkomunikasi. Komunikasi menjadi lebih cepat dan mudah melalui platform seperti pesan teks, panggilan video, email, dan media sosial. Kita dapat dengan mudah terhubung dengan orang-orang di seluruh dunia dalam hitungan detik. 2. Akses Informasi: Dulu, mendapatkan informasi membutuhkan waktu dan usaha. Namun, dengan adanya internet, informasi menjadi lebih mudah diakses. Kita dapat mencari informasi, membaca berita, dan belajar tentang topik apa pun secara online. Ini memungkinkan kita untuk terus belajar dan mengakses pengetahuan dengan lebih cepat dan mudah. 3. Ibadat dan Hiburan: Era digital telah mengubah cara kita mengakses peribadatan dan hiburan. Kita dapat beribadat dan menikmati hiburan dengan cara: menonton film dan acara TV melalui platform streaming, mendengarkan musik melalui layanan streamingmusik, dan bermain game online dengan orang-orang di seluruh dunia. Peribadatan dan Hiburan menjadi lebih personal dan dapat diakses di mana saja dan kapan saja. 4. Belanja: Belanja juga mengalami perubahan besar. Dengan adanya e-commerce, kita dapat membeli barang dan layanan secara online dengan mudah. Ini memungkinkan kita untuk membandingkan harga, membaca ulasan, dan membeli produk dari berbagai penjual tanpa harus pergi ke toko fisik. 5. Kehidupan Sosial: Media sosial telah mengubah cara kita berinteraksi dan berbagi dengan orang lain. Kita dapat berkomunikasi dengan teman dan keluarga, berbagi momen hidup, dan terhubung dengan komunitas yang memiliki minat yang sama. Namun, ini juga dapat mempengaruhi cara kita membangun hubungan secara langsung dan menghadirkan tantangan baru dalam menjaga privasi dan kesehatan mental. 6. Pekerjaan dan Karir: Era digital telah membawa perubahan besar dalam dunia lapangan kerja. Banyak pekerjaan sekarang dapat dilakukan secara online, memungkinkan fleksibilitas waktu dan tempat kerja. Selain itu, era digital juga menciptakan peluang baru seperti pekerjaan di bidang teknologi, pemasaran digital, dan konten kreator. Konten Kreator inilah yang akan kita bahas secara singkat dan sederhana dalam kesempatan ini.
B. KONTEN KREATOR/CONTENT CREATOR 1. Content (Konten): merujuk pada segala bentuk materi atau informasi yang dibagikan atau dipublikasikan secara online. Ini bisa berupa teks, gambar, video, audio, atau kombinasi dari semuanya. Konten dapat mencakup artikel, blog, vlog, podcast, foto, video, dan banyak lagi. Tujuan dari konten adalah untuk memberikan informasi, hiburan, atau nilai tambah bagi audiens. 2. Creator (Kreator): berarti pencipta atau pembuat. Dalam konteks content creator, ini merujuk pada individu yang menciptakan atau menghasilkan konten. Seorang content creator adalah seseorang yang menggunakan kreativitas dan keahliannya untuk membuat dan mempublikasikan konten yang menarik dan relevan untuk audiensnya. 3. Content Creator: istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang secara aktif menciptakan dan mempublikasikan konten digital, seperti video, blog, podcast, atau posting media sosial di platform online. Mereka dapat beroperasi di berbagai bidang seperti musik, seni, fashion, kecantikan, gaming, pendidikan, dan banyak lagi. Seorang content creator bertujuan untuk membangun audiens dan mempengaruhi orang lain melalui konten yang dihasilkannya.
C. PERSYARATAN MENJADI SEORANG CONTENT CREATOR Hal-hal persyaratan pokok yang dapat membantu dalam memulai dan membangun karir di bidang tersebut antara lain: 1. Keterampilan dalam bidang tertentu: Sebagai content creator, penting untuk memiliki keterampilan atau keahlian dalam bidang tertentu yang akan menjadi fokus kontennya. Misalnya, jika ia ingin menjadi content creator di bidang musik, maka ia perlu memiliki keterampilan dalam memainkan instrumen atau menyanyi. Jika ia ingin menjadi content creator di bidang fotografi, ia perlu memiliki pemahaman tentang teknik fotografi dan pengeditan foto. Dan sebagainya. 2. Kreativitas: Kreativitas adalah kualitas penting bagi content creator. Ia perlu dapat menghasilkan ide-ide baru, konten yang menarik, dan cara-cara inovatif untuk menyampaikan pesannya kepada audiens. Kemampuan untuk berpikir di luar kotak dan melihat hal-hal dari sudut pandang yang unik akan membantu ia untuk membedakan dirinya di tengah persaingan yang ketat. 3. Konsistensi: Konsistensi adalah kunci dalam membangun audiens dan mempertahankan kehadiran online yang kuat. Sebagai content creator, ia perlu memiliki komitmen untuk menghasilkan konten secara teratur, baik itu dalam bentuk video, artikel, posting media sosial, atau bentuk konten lainnya. Konsistensi membantu ia membangun kepercayaan dengan audiensnya dan memastikan bahwa mereka tetap terlibat dengan kontennya. 4. Kemampuan komunikasi: Kemampuan komunikasi, mengetahui, memahami, dan mempelajari target audiens dengan baik, karena audiens adalah segalanya. Ini sangat penting dalam menjadi content creator, karena ia perlu dapat menyampaikan pesannya dengan jelas dan efektif kepada audiensnya melalui konten yang ia buat. Kemampuan untuk menulis dengan Baik, berbicara di depan kamera, atau mengedit video dengan baik adalah keterampilan yang berguna untuk dimiliki. 5. Pengetahuan tentang platform digital: Sebagai content creator, penting untuk memiliki pemahaman tentang platform digital yang Digunakan untuk mempublikasikan kontennya. Ia perlu tahu bagaimana mengoperasikan platform seperti YouTube, Instagram, atau situs web untuk memaksimalkan jangkauan dan dampak kontennya. 6. Kesabaran dan ketekunan: Membangun karir sebagai content creator membutuhkan waktu, kesabaran, dan ketekunan. Ia mungkin tidak mencapai kesuksesan instan, tetapi dengan kerja keras dan dedikasi yang konsisten, ia dapat membangun audiens dan mencapai tujuannya sebagai content creator.
Catatan: bahwa persyaratan yang diperlukan dapat berbeda tergantung pada jenis konten yang ingin ia ciptakan dan platform yang ia gunakan. Oleh sebab itu ia harus terus belajar dan berkembang dalam bidangnya, terbuka menerima kritik dan saran untuk menjadi content creator yang sukses.
D. SUMBER PENGHASILAN CONTENT CREATOR Pendapatan yang diperoleh content creator bervariasi tergantung pada berbagai faktor seperti popularitas, jenis platform yang digunakan, dan model monetisasi (hal yang bisa dilakukan di website atau jaringan media sosial) yang diadopsi. Beberapa sumber pendapatan yang umum bagi content creator adalah: 1. Iklan: Content creator dapat memperoleh pendapatan dari iklan yang ditampilkan di platform mereka, seperti iklan yang muncul di video YouTube atau iklan banner di situs web mereka. Mereka dapat bekerja sama dengan jaringan periklanan atau program afiliasi untuk mendapatkan komisi dari iklan yang dilihat atau diklik oleh audiens mereka 2. Sponsorship: Content creator yang populer dapat menjalin kerjasama dengan merek atau perusahaan untuk menyertakan produk atau layanannya dalam kontennya . Ia dapat mempromosikan produk tersebut melalui video, posting media sosial, atau penempatan produk dalam kontennya. Dalam hal ini, content creator menerima kompensasi dari merek atau perusahaan yang ia promosikan. 3. Donasi: Beberapa content creator menerima dukungan finansial dari audiens mereka melalui donasi. Hal ini dapat dilakukan melalui platform seperti Patreon, di mana penggemar dapat memberikan sumbangan berkala untuk mendukung konten yang mereka nikmati. 4. Penjualan Produk: Content creator yang memiliki basis penggemar yang kuat dapat memanfaatkan itu dengan menjual produk fisik atau digital. Misalnya, ia dapat menjual merchandise seperti kaos, mug, atau poster dengan desain yang terkait dengan kontennya. Ia juga dapat menjual produk digital seperti ebook, kursus online, atau musik yang ia ciptakan. 5. Kolaborasi dan Klien: Content Creator yang memiliki keahlian khusus atau reputasi yang baik dapat bekerja sama dengan merek atau klien untuk menciptakan konten khusus atau proyek-produk kreatif. Ia dapat diberi kompensasi dalam bentuk honorarium atau pembayaran atas layanan yang ia berikan.
E. CONTENT CREATOR KATOLIK Gereja Katolik mengajarkan bahwa penggunaan teknologi dan media harus dilakukan dengan kebijaksanaan, kejujuran, dan rasa hormat terhadap martabat manusia. Content creator memiliki tanggung jawab moral untuk mempertimbangkan dampak konten yang ia hasilkan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan. 1. Dalam pendidikan iman Katolik: content creator dapat berperan sebagai fasilitator dalam menyampaikan pesan-pesan iman kepada orang lain. Mereka dapat menggunakan platform digital untuk menghasilkan konten yang mendalam, informatif, dan menginspirasi tentang iman Katolik. Dalam hal ini, content creator harus memastikan bahwa konten yang mereka hasilkan sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai iman Katolik. 2. Memperluas Jangkauan Pendidikan Iman: content creator juga dapat memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas jangkauan pendidikan iman Katolik. Ia dapat menciptakan konten yang menarik dan relevan, seperti: 2.1. Video yang menjelaskan kon sep-konsep iman Katolik seperti Sakramen, Doa Rosario, atau nilai-nilai Kristen. Video ini dapat diunggah ke platform seperti YouTube atau Vimeo untuk diakses oleh orang-orang yang ingin memperdalam pemahaman mereka tentang iman Katolik. 2.2. Podcast: Seorang content creator dapat membuat podcast yang mengundang narasumber dari kalangan iman Katolik, seperti imam, religius, atau ahli teologi, untuk berbicara tentang topik-topik iman yang relevan. Podcast ini dapat diunggah ke platform podcast populer seperti Spotify atau Apple Podcast. 2.3. Blog: Seorang content creator dapat menulis blog atau artikel yang membahas topik-topik iman Katolik seperti kehidupan berdoa, pentingnya sakramen, atau bagaimana menerapkan ajaran sosial Gereja dalam kehidupan sehari-hari. Konten ini dapat dibagikan melalui situs web pribadi atau platform blogging untuk diakses oleh pembaca. Karena kontennya dengan mudahnya dapat diakses oleh orang-orang dari berbagai latar belakang dan generasi, maka dengan cara ini, mereka dapat berkontribusi dalam memperkuat pendidikan iman Katolik dan membangun komunitas yang lebih kuat dalam iman. 3. Media Sosial: Seorang content creator dapat menggunakan platform media sosial seperti Instagram, Twitter, atau Facebook untuk membagikan kutipan-kutipan Alkitab, renungan harian, atau gambar-gambar yang menginspirasi dengan pesan-pesan iman Katolik. Dengancara ini, mereka dapat menyebarkan nilai-nilai iman ke- pada pengikut mereka. 4. Dalam dunia lapangan kerja, seorang content creator yang berfokus pada pendidikan iman Katolik juga dapat bekerja dengan organisasi atau lembaga Katolik untuk menciptakan konten-konten pendidikan iman. Misalnya, mereka dapat bekerja dengan paroki untuk menghasilkan materi pembelajaran online, atau dengan lembaga pendidikan Katolik untuk menciptakan konten-konten iman yang dapat digunakan dalam kurikulum.
Demikianlah Katekese hari Minggu ke V Masa Pra Paskah 2024, semoga bermanfaat.
Terimakasih, Salam sehat dan Berkah Dalem.
NB : Materi dari berbagai sumber
Penulis : Aloysius Haryanto - Tim Kontributor Kolom Katakese
Gambar : Dokumentasi pribadi Warta Teresa
JavaScript diperlukan untuk pengalaman terbaik. Silakan aktifkan JavaScript di pengaturan browser Anda.